32. MASA LALU 2

377 53 0
                                    

"Kenapa?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa?"

Kenric menatap Reana bingung. Dia benar-benar tidak tahu ada apa dengan sahabatnya itu. Sejak Reana menjenguknya, gadis kecil itu hanya diam. Kenric terus bertanya, tapi Reana malah mendiamkan dirinya. Bahkan Kenric sudah berusaha untuk menghibur Reana. Tapi hasilnya sama saja.

"Ann..." Kenric menggoyangkan bahu Reana pelan.  Reana hanya menatap Kenric sekilas.

Kenric menatap Reana cukup lama. Berusaha untuk berpikir lebih.

Kenric pun tersenyum genit. Tangannya masuk ke dalam selimut. "Ann... Lihat aku!" pinta Kenric. Tapi Reana tidak kunjung menoleh. Membuat Kenric malah nekat terus memanggil nama gadis itu beberapa kali.

"Ann.... Annnn...."

"Reana...."

"Annaa...."

"Reana Gracelina...."

"Apa?" akhirnya Reana menoleh dan dia cukup kaget begitu melihat boneka bebek di depan wajahnya.

"Gimana?" tanya Kenric.

Reana mengerutkan kening. "Gimana apanya?"

"Lucu, kan, bonekanya?"

Reana menatap boneka bebek berwarna kuning itu dengan tatapan penuh fokus. Dan akhirnya Reana menggelengkan kepala. "Jelek, ih!"

"Jelek?" Reana mengangguk.

Kenric memperhatikan boneka bebek itu. Imut, pikirnya. Ayolah, bebek ini begitu manis seperti gadis di yang duduk di sampingnya.

"Imut kok kayak kamu," katanya.

"Maksud kamu aku mirip bebek?" tandas Reana tidak terima. Melihat Kenric yang mengangguk malah membuat Reana kesal. Ia pun mencebikkan bibir.

Kenric tiba-tiba tertawa. Membuat Reana kebingungan.

"Ih, kok malah ketawa?"

"Lihat tuh, sekarang aja kamu mirip sama bebeknya. Gini, nih, gini..." Kenric menirukan cara Reana mencebikkan bibir. Reana yang melihat itu pun mencubit pinggang Kenric. Anak cowok itu malah makin tertawa keras, dan terus mengejek Reana.

"Ah, udahlah. Kenric malah buat Ann bete. Ann mau pergi ke taman aja deh. Males sama Kenric. Bye!" Reana beranjak dari kursi dan segera pergi. Tapi terhenti begitu mendengar panggilan dari sahabatnya.

"Ann...."

Reana membalikkan badan. "Apa lagi?"

"Ikut, Ann...." pinta Kenric sedikit dengan suara merengek.

Reana menatap Kenric cukup lama. Haruskah dia mengajak Kenric? Tapi, kan... Dia sedang kesal dengan sahabatnya satu itu. Lalu, sekarang dia harus apa? Ah, sudahlah, Reana pusing.

Kenric menunjukkan puppy eyes-nya yang nampak di sok-sokan imut. Membuat Reana makin frustasi untuk memilih mengajak Kenric atau meninggalkan-nya saja?

"Annn... Ikuttt...." ucapnya.

"Ann masih kesel sama Erik. Jadi nanti aja ya mainnya? Ann mau main sendiri. Da~ Erik~!"

Akhirnya Reana memutuskan untuk tidak mengajak Kenric. Gadis itu meninggalkan ruangan VIP milik Kenric.

Kenric yang melihat Reana pergi pun merasa sedih. Entah kenapa matanya seketika langsung merasa panas. Tidak lama kemudian sebutir air mata menetes di pipinya. Ya, Kenric menangis karena di tinggal seorang Reana.

Krek.

Kenric menolehkan pandangan. Matanya langsung berbinar saat itu begitu melihat Reana yang kembali. Tapi kali ini bersama seorang perawat yang membawa kursi roda untuknya.

"Ann, kok balik lagi?" tanya Kenric bingung.

Reana menatap ke arah lain. Menatap Kenric yang habis menangis membuatnya tak enak hati. Apa lagi sekarang tatapan Kenric seperti anjing yang sudah rindu majikannya. Jadi gemas, kan!

"Ya... karna kalau nanti di tinggal nangis. Kan, kamu cengeng!" jawab Reana.

Perawat yang mendengar perbincangan dua anak kecil itu hanya bisa tersenyum dan menggeleng kecil. Mereka mengemaskan sekali, kan?"

Perawat tersebut membantu Kenric untuk duduk di kursi roda. Lalu mendorong kursi itu sampai di taman.

"Suster tinggal, ya? Jangan jauh-jauh ya mainnya? Oke?" suster itu menunjukkan jari yang membentuk 'ok'. Dan hal tersebut di balas oleh dua bocah di hadapannya dengan serempak.

Setelah di tinggal Reana mulai menaiki ayunan. Sedangkan Kenric melihat Reana bermain ayunan dengan senyum yang nampak jelas.

Tatapan Reana terarah pada boneka bebek berwarna kuning yang tadi Kenric tunjukkan kepadanya. "Itu... Bonekanya kenapa dibawa?" tanya Reana bingung.

"Soalnya bebek ini mirip Ann. Jadi Erik nggak mau pisah sama bebeknya. Nggak apa-apa, kan?" kata Kenric.

Reana sebenarnya tidak ingin di sama-sama, kan, dengan boneka yang baginya kurang bagus untuk di samakan dengan dirinya. Tapi mendengar alasan Kenric membuatnya jadi terharu.

"Yaudah deh nggak apa-apa."

Kenric saat itu juga tersenyum dengan gigi yang sedikit nampak.

"Tapi kayaknya kurang bagus deh kalau di samain sama aku," sahut Reana. "Coba deh samain Ann sama hewan yang lain? Kucing misalnya? Atau... Kelin—"

"Nggak mau!" potong Kenric. "Bebek ini lebih imut dari pada hewan lain, Ann. Sama imutnya kayak Ann," ujar Kenric dengan senyum manis. Bocah itu menatap mata bebek tersebut dengan binar. "Iya, kan, bebek? Ann orangnya imut, kan? Manis juga, kan?" tanyanya kepada sebuah boneka.

Kenric sengaja mengerakkan kepala boneka bebek tersebut. "Tuh, kan! Ann lihat sendiri, kan? Bebeknya aja bilang kalau Ann imut sama manis! Bahkan Ann lebih imut dan manis di mata Erik. Dan lagi, Ann cantik."

Reana berusaha menyembunyikan senyumnya. Tapi tidak bisa. "Makasih!" ketusnya.

"Ann malu, ya?" Erik menaik-turunkan alisnya.

"Mau Ann tinggal sendiri di taman?" Kenric mengeleng cepat.

"Ann yang itu galak, ya, bek?" tanya Kenric kepada boneka bebek yang dia pegang. Mendengar itu membuat gadis kecil itu melemparkan tatapan horor ke Kenric. "A-ampun..." ia menunjukkan jari peace-nya.

***

Yak! Ini masih tentang masa lalu Reana sama Kenric. Gemes banget ga sih sama dua bocil tadi?

Bisa-bisanya masih kecil dah uwu:') hikss...

BTW jangan lupa vote dan komen ya teman-teman. Sekalian nih ajakin temen-temen kalian baca cerita ini ke temen-temen, pacar, mantan, seterahlah siapa aja. Share sebanyak-banyaknya. Biar cerita BG makin majuuu....

Follow:

DeaZanursih

Ig:

Deznr_26

Beautiful Girl [END]Where stories live. Discover now