3. Rumah Nenek

954 116 0
                                    

Reana POV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Reana POV

"REANA!!!"

Saat melihatku, Nenek langsung berlari ke arahku dan memelukku. Aku balas pelukan hangatnya. Tidak lama Nenek melepas pelukan. Beliau menangkup wajahku dan melihat semua wajahku dengan teliti.

"Kamu nggak kenapa-kenapa, kan?"

"Tadi dari mana saja?"

"Main kemana tadi?"

Aku terkekeh mendengar pertanyaan Nenek yang begitu banyak. Kalau begini caranya, bagaimana aku bisa menjawabnya?

"Tenang, Nek. Reana nggak kenapa-kenapa." Aku berdiri di depannya dan memutar badanku dengan pelan, berusaha menunjukkan padanya kalau aku tidak apa-apa.

Nenek menghela nafas lega. Dia tersenyum, dan kemudian memelukku sekali lagi.

"Nenek hanya cemas tadi. Tidak tahu kenapa teringat kamu terus. Nenek takut ada apa-apa sama kamu," jelasnya.

Aku membalas pelukan nenek dengan hangat. Ternyata benar kata Kenric, di sekitarku masih ada sayang pada diriku. Hanya saja aku tidak pernah mau menoleh dan menyadarinya.

"Oh, ya! Ibu mana?" tanyaku pada Nenek.

Nenek menatapku lama tanpa menjawab.

"Nek... Jangan bil—"

"Iya." Beliau mengangguk. "Nenek mengirimnya ke RSJ lagi."

"Nek! Kenapa Nenek langsung ngambil keputusan seperti itu tanpa meminta persetujuan Rea dulu!"

"Nenek hany—"

Aku berlalu pergi ke kamar ibu-ku, meninggalkan nenek di ruang tengah. Aku membuka pintu kamarnya. Mencari ibu di setiap sudut kamar. Tapi naas, tidak ada batang hidungnya. Aku menatap kamar yang sudah seperti kapal pecah itu dengan hampa.

"Reana..." lirih Nenek di belakangku.

"Kenapa... Hiks... Kenapa nenek mengembalikan ibu ke sana lagi!" tanyaku, masih membelakanginya.

"Kamu tidak bisa merawatnya, Rea. Biarkan ibumu di rawat di sana dulu, ya? Nenek yakin ibumu akan di rawat dengan baik dan sembuh secepatnya."

"TAPI IBU SENDIRIAN DI SANA!!!"

Nenek membalikkan badanku. Menatapku dengan sendu.

"Percaya sama nenek. Ibu kamu akan baik-baik saja. Sekarang, kamu kembali ke rumah nenek, ya?"

Kutatap nenek dengan serius. Lalu mengangguk kecil.

"Kalau begitu beres-bereslah sekarang. Nenek akan menunggumu, ya?" katanya sebelum meninggalkanku di kamar ibu sendirian.

Aku menatap kamar ibu dengan sesak. Walau ibuku sama sekali tidak mengenaliku dan membenciku, aku tetap sayang padanya. Kadang ibu bersikap lembut, dan aku menyukainya.

Beautiful Girl [END]Where stories live. Discover now