46. Dia yang pergi seperti biasa

378 48 11
                                    

SMA PERMATA JAKARTA LULUS SERATUS PERSEN!!!!!!!

Sorakan murid kelas XII SMA Permata menggema begitu keras. Baju serta celana seragam mereka yang tadi pagi putih bersih dan mengkilat, sekarang sudah berubah jadi warna-warni seperti anak ayam yang sering dijual di depan SD.

Reana tersenyum dan bersorak ria bersama Adara, sahabat baiknya. Matanya sibuk mencari sosok yang juga salah satu teman yang baik, tapi untuk orang itu... Reana akan tambahkan kata menjengkelkan. Siapa lagi kalau bukan Rigel.

"REANA!!!" seseorang dari jauh melambai-lambai ke arah Reana.

"RIGEL!!! KITA LULUSSS!!!" seru Reana tak kalah girang.

Rigel mendekat dan kemudian memeluk Reana senang. Adara yang melihat itu tentu merasa jadi kambing congek.

"Ekhemm!!! Moon maap nih guys, tapi kalau mau pelukan tolong banget nihhh... Jangan di hadapan gue. Gue, kan, jadi pengen juga!" Adara mencebikkan bibir.

Sadar kalau dirinya terlalu dekat dengan Rigel, Reana buru-buru menjauh dari cowok itu. Reana kini berganti memeluk Adara. "Ulu~ ulu~ sini gue peluk aja!"

"Dih! Apaan malah meluk gue." Adara nampak merajuk.

"Ish! Jangan merajuk, Dar. Namanya juga bahagia tadi." Reana nyengir seperti kuda. Seolah-olah dia tidak berdosa pada Adara karena telah menunjukkannya sebuah kemesraan di depan matanya. Kampret emang!

Rigel merangkul Reana. "Habis ini lo mau lanjut kemana? Hmm?" tanya Rigel.

Reana terkekeh. "Gue akan lanjutkan hidup untuk jadi desainer terkenal!"

"Gue dukung lo, Re!" kata Adara bangga.

"Gimana habis pulang nanti kita makan-makan?" tawar Rigel.

Mendengar itu sontak Reana menggeleng cepat. "Gue nggak ikut."

"Kenapa?"

Reana tersenyum. Menunjukkan sesuatu tanpa berbicara. Rigel tahu apa yang akan gadis itu lakukan setelah pulang sekolah. Ya, bertemu dengan Kenric.

Reana sering bercerita tentang Kenric. Dan juga bercerita tentang masa lalunya bersama Kenric yang dia sering panggil Erik saat kecil. Bahkan Rigel tahu juga bagaimana perjuangan Reana yang ingin melihat Kenric dengan cara diam-diam menemui cowok itu.

"Oke. Gue tahu. Yaudah, kalau gitu gue akan rayain hari kelulusan ini sama temen-temen gue dan juga Adara. Ya, nggak, Dar?" tanya Rigel kepada Adara.

"Lho? Reana nggak ikut?" tanya Adara bingung.

"Dia ada urusan." Jawab Rigel. Adara yang masih bingung hanya mengangguk mengerti saja.

***

Seperti biasa, Reana akan berkunjung ke rumah sakit dan melihat Kenric diam-diam. Gadis itu membawa sebuah buket bunga seperti biasanya. Tapi entah kenapa begitu melihat ke ruangan Kenric, cowok itu nampak tidak ada. Bahkan ruangannya nampak bersih dan rapi.

"Kemana Erik?" tanya Reana bingung setengah mati.

Gadis itu pun segera bertanya kepada suster yang baru saja merapikan ruangan Kenric. "Sus, pasien yang ada di sini kemana, ya?"

Beautiful Girl [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora