51. Kemana dia?

325 39 0
                                    

Kedua manusia itu sibuk dengan dunia mereka sendiri. Reana yang sibuk mengincar makanan di pasar malam. Sedangkan Kenric terus sabar mengekor pada Reana yang terus menariknya kesana kemari.

Lihatlah sekarang wanita itu, semua tangannya sibuk memegang makanan dan minuman. Bahkan tangan yang Reana pastikan tidak akan terlepas malam itu, kini sudah terlepas.

Mereka berdua akhirnya memilih duduk di kursi kayu. Sesekali Reana menyuapi Kenric. Sedangkan Kenric sibuk bercerita dan Reana mendengar, dan ikut bercerita.

"Yah... Habis...." keluhnya begitu tahu kalau popcorn-nya habis.

Kenric berdiri. Membuat Reana bingung. Sebelum cowok itu pergi, Reana bertanya, "mau kemana?"

"Mau beli popcorn lagi," jawabnya santai.

Reana terkekeh. "Udah. Aku udah selesai nyicip popcorn-nya."

"Terus sekarang mau makan apa lagi?"

"Udah, nggak mau lagi."

"Beneran nggak mau nambah cemilan? Hmm?"

Reana bingung dengan Kenric. "Emang kamu mau aku gendut?" tanya Reana. Tapi jawaban Kenric malah tidak sesuai dengan ekspektasinya.

"Nggak papa gendut. Asal kamu bahagia. Gapapa kalau mau diet. Tapi kalau diet, jangan berlebihan, ya?"

Reana berdiri. Dan menyuruh Kenric duduk kembali. Reana memeluk cowok itu dengan gemas.

"Sejak kapan Erik gue jadi romantis plus gemesin gini?"

"Baru tahu, huh?" Kenric nampak sombong begitu dipuji Reana barusan.

Tidak lama seorang penjual bando datang. Reana cukup tergiur dengan aksesoris tersebut. Ia pun membeli bando yang ada bentuk Bebek dan juga kodok. Setelahnya Reana memakaikan bando bebek itu kepada Kenric. Sedangkan dirinya bando yang ada bentuk kodoknya.

"Kok aku bebek?" tanya Kenric.

"Iya. Soalnya aku di rumah udah ada yang bentuk Bebek. Bebek itu aku... Sedangkan kamu kodok." Reana terkekeh melihat ekspresi Kenric yang bingung..

"Kok aku kodok?"

"Iya... Soalnya gemesin...."

"Gemesin juga si bebek satu ini!!!" Kenric mencubit pipi Reana gemas.

"Reana?" panggil seseorang. Reana dan juga Kenric menolehkan wajah ke sumber suara. Terlihat seorang wanita dan juga seorang cowok yang Reana kenal. Viona dan juga Rigel.

"Rigel? Viona?" Reana sedikit kaget. Terutama dengan kehadiran wanita di samping Rigel.

Tidak. Reana hanya merasa kurang suka dengan kehadiran Viona. Bukan artinya dirinya tidak memaafkan wanita itu. Hanya saja Reana merasa tidak ingin dan tidak pernah berharap akan bertemu orang yang membully-nya dahulu. Rasa sakit beberapa tahun masih saja melekat di hatinya.

Kenric yang tahu apa di rasakan Reana pun menggenggam tangan gadis itu dengan kuat. Membuat Reana yang awalnya sedikit tidak tenang, kini lumayan membaik.

Rigel yang melihat genggaman tersebut hanya bisa menoleh ke arah lain. Seolah-olah tidak pernah melihat hal tersebut. Bagaimana pun ia harus mengikhlaskan Reana. Asal Reana bahagia dengan Kenric, ia siap melepaskan Reana walau terpaksa.

Viona tersenyum sungkan dengan Reana. "Apa kabar, Re?" tanyanya.

"Baik," jawab Reana sedikit tidak nyaman dengan keadaan.

Viona tahu hal itu. Ia bisa melihat raut tidak kenyamanan di diri Reana. Kalau Viona menjadi Reana, ia pun bahkan tidak ingin bertemu dengan orang-orang dari masa lalu yang menyakiti dirinya.

Beautiful Girl [END]Where stories live. Discover now