52. BERAKHIR

1K 55 7
                                    

Di sebuah ruangan yang besar, namun kotor dan sudah tua. Reana terduduk di kursi dengan tangan yang diikat, dan juga kepalanya ditutupi dengan kain hitam. Ia tersadar. Bingung dan takut kala sudah sadar sepenuhnya. Ia merasakan kalau tangannya diikat. Sangat kuat. Membuat Reana sedikit meringis karena merasa perih.

Ada banyak pertanyaan di kepalanya saat ini.

Dimana dia sekarang?

Siapa yang membawanya?

Dan kenapa ia malah di ikat begini?

Reana ingin berteriak, tapi mulutnya diplester.

"Mmphhh!!!!" wanita itu mencoba memberontak. Berharap bisa lepas.

"Hei! Hei! Sudah bangun?" tanya seseorang. Reana tidak tahu siapa yang sudah menculiknya.

"Mpphhh!!!!"

"Aduh... Aduh... Sabar dong!"

Srek.

Kain hitam tersebut diangkat. Reana kini dapat melihat siapa yang menculiknya. Ada empat laki-laki yang penampilannya sungguh menyeramkan.

"Waw! Tunggu! Bukankah dia desainer terkenal itu? Waw! Tidak disangka kita menculik dia!" salah satu dari mereka bersorak senang.

Reana bingung. Sangat.

"Mpphhh!!!"

"Oh, iya! Lupa. Plasternya belum dilepas." Salah satu dari mereka melepaskan palster yang menempel di mulut Reana dengan kencang. Membuat Reana merintih kesakitan.

"KALIAN MAU APA!!!!" teriak Reana.

Mereka semua tertawa mendengar teriakan Reana. "Tentu saja mau main-main denganmu, sayang." Laki-laki dengan banyak tindik di wajahnya mencolek dagu Reana seenaknya.

"LEPASIN!!! JANGAN MACAM-MACAM KALIAN!!!" Mereka kembali tertawa.

"TOLONG!!!!"

"TOLONG!!!!"

Salah satu dari mereka menempelkan plester lagi ke mulut Reana.

"Berisik lo. Lagian percuma juga lo teriak-teriak. Pemukiman ini jauh dari penduduk. Mengerti tidak manis?" Reana menjauh dari tangan kotor para bedebah itu.

Astaga Tuhan... Dimana dia sekarang? Lalu bagaimana dengan Kenric dan yang lainnya?

***

Disisi lain, Kenric, Rigel dan juga Viona kini berada di kantor milik Kenric. Mereka meminta bantuan sekretaris Kenric untuk melacak keberadaan Reana.

"Gimana? Udah ketemu?" tanya Kenric yang entah ke berapa kali. Wajah Kenric nampak tenang, tapi hatinya benar-benar kacau.

Sekretaris Kenric yang bernama Yudha itu menghela nafas lelah. Beberapa kali ia mencoba mengecek keberadaan Reana, tapi sangat susah.

"Yud! Dapat nggak?" tanya Kenric lagi.

"Lo tenang sebentar, Ken," ucap Rigel.

Kenric mengusap wajahnya kasar. Menatap Rigel dengan tatapan sendu. "Gimana gue tenang kalau Reana hilang tiba-tiba? Ah, shit!"

"Nah! Ketemu!" seru Yudha.

Kenric yang mendengar langsung melihat laptop sekretarisnya. Buru-buru Kenric membawa laptop tersebut pergi. Ia harus segera mungkin menyelamatkan Reana. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Reana? Apa dia baik-baik saja? Sudahlah, semua pikiran Kenric hanya tertuju pada wanita itu saja saat ini.

Beautiful Girl [END]Where stories live. Discover now