37. Ada apa dengan Kenric?

351 42 3
                                    

***

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

***

Mobil Kenric akhirnya sampai di depan rumah Reana. Lelaki itu pun segera memberhentikan mobilnya. Kenric menoleh ke arah Reana yang asik tertidur begitu lelap.

Kenric menyandarkan badannya. Melipat kedua tangannya di dada. Kenric akan menunggu Reana sampai bangun saja. Cowok itu benar-benar tidak tega untuk membangunkan Reana. Dan perlahan sebuah senyuman milik Kenric terbit.

Terlihat Reana yang sesekali mengusap tangannya. Sepertinya gadis itu kedinginan. Melihat itu membuat Kenric mengambil jaketnya yang berada di kursi belakang. Lalu menyelimuti Reana dengan jaketnya.

"Andai saat itu gue terlambat, apa yang akan terjadi, Ann? Apa gue akan merasa bersalah seumur hidup?" tanya Kenric kepada Reana yang masih tidur.

Kenric menghela nafas pelan. "Gue bersyukur karena datang tepat waktu. Walau keadaan nggak seperti dulu lagi. Apalagi saat gue tahu ternyata lo lupain gue," ucapnya. Kenric tersenyum mengejek. "Seolah-olah itu adalah hukuman buat gue karena pergi tanpa pamit dulu."

Kenric menatap ke depan. Terlihat seseorang yang terus memperhatikan mereka. Siapa lagi kalau bukan Rigel. Cowok itu masih di atas motor dan tidak melepaskan helm-nya.

"Lihat, Ann. Lo berhasil buat seseorang terpesona sama lo. Lantas gimana dengan gue yang lo temui sejak dulu? Tentu aja gue terpesona sama lo sejak dulu," lanjutnya. "Gue sedikit cemburu, Ann." Kenric menatap ke arah Reana. "Tapi mau gimana lagi? Gue nggak akan bisa menggapai lo. Gue nggak akan ada di samping lo terus. Dan lo layak bersama yang lain. Mungkin dia bisa jadi pengganti?"

Yang di maksud Kenric adalah Rigel. Bagi Kenric, Reana lebih baik bersama dengan Rigel. Sepertinya cowok itu bisa di andalkan. Walau kadang Kenric sedikit risih dengan cowok itu ketika Rigel dekat dengan Reana.

"Jangan nangis lagi ya kalau gue pergi tanpa pamit lagi?"

"Untuk kali ini gue nggak tahu bakal mampir dan ketemu lo lagi atau nggak. Gue pasrah, Ann."

"Apa mungkin masih ada harapan untuk gue? Hmm?"

Kenric menghela nafas berat. Matanya sudah berkaca-kaca. Buru-buru Kenric menghapusnya. Bagaimana kalau Reana melihat? Apa yang akan di pikirkan gadis itu nanti?

Kenric lalu mendekati Reana. Menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah gadis itu. "Lo cantik, Ann," lirihnya.

"Maaf ya cantik kalau gue selama ini cuma bisa bikin lo sakit." Kenric tersenyum dan mengecup kening Reana pelan.

Cup.

Di saat itu juga Reana terbangun. Dan begitu membuka mata, Reana kaget melihat Kenric yang sudah ada di hadapannya sedekat ini.

"Udah bangun? Kita udah sampai rumah lo," jelas Kenric sambil menunjuk rumah Reana dengan dagu.

"Eh? Gue ketiduran, ya? Sorry, Ken," ujar Reana sambil turun dari mobil Kenric.

Beautiful Girl [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt