D-3; His Most Beautiful Heartbreak

1.4K 238 216
                                    

Serem banget baca serbuan kalian di chapter sebelumnya... 😭

Kemarin ada yang tanya tentang playlist Spotify-nya Singularity, jadi aku buat deh heheh tapi cara share-nya cuma lewat link aja, ya? Padahal, kalau di wattpad nggak bisa diklik :( Jadi, aku sediain short link-nya aja ya biar lebih gampang aksesnya 

SAD CHAPTER:  shorturl.at/lBIR2 

HAPPY CHAPTER: shorturl.at/denH2


📅


Jumat, 26 Februari 2020.


Sebelum benar-benar hilang kesadaran, Irene mendengar suara derap langkah seseorang menghampirinya. Ia masih sempat menghirup aroma memabukkan itu, meskipun nyaris terbiaskan semerbak hujan.

"Mr. Johnny yang menemukan Nona Irene," jawab Ma'am Sunny, untuk kedua kalinya. "Di depan gerbang," sambungnya tegas.

Ketika sang Nona terbangun, ia langsung menyerbu gadis itu dengan banyak pertanyaan. Bagaimana bisa Nona pingsan? Apa Nona tidak makan? Kenapa Nona hujan-hujanan? Lalu, diakhirinya dengan pernyataan penuh sesal, bahwa tak seharusnya ia dan asisten rumah tangga lain benar-benar pergi berlibur.

Namun, semua pertanyaan itu dibalas dengan sebuah pertanyaan oleh sang Nona. Pertanyaan sederhana, "Siapa yang menemukanku?"

Tetapi, atas permintaan sang penemu sebenarnya, Ma'am Sunny tak bisa menjawab jujur.

"Mr. Johnny," jawabnya, untuk ketiga kalinya.

Awalnya, Irene menolak percaya. Sang nurani berkata bahwa Theo lah yang menolongnya. Tetapi, akal sehat langsung menamparnya keras-keras. Itu mustahil. Jelas-jelas, semalam Theo sedang bersama Sana.

Jadi, bagaimana mungkin Theo yang menemukannya?

Irene sontak terkekeh pelan, membuat Ma'am Sunny agak terperanjat. "Ah, maaf," gumamnya, pada wanita yang tampak bingung itu.

"Ada yang lucu, Nona?" tanya Ma'am Sunny.

Irene menggeleng pelan, "Nggak kok, Ma'am," balasnya cepat.

Kemudian, batinnya melanjutkan, "Bukan lucu, tetapi miris."

Sefrustasi itukah ia? Sampai-sampai berhalusinasi jika seorang Matheo Joseva Nadean datang menolongnya yang langsung tak sadarkan diri, selekas membuka pagar ditengah-tengah derasnya hujan.

"Ah, tunggu, Nona," Ma'am Sunny segera menahan Irene yang hendak bangkit. "Menurut saya, sebaiknya Nona jangan mengikuti perkuliahan dulu. Nona perlu istirahat. Saya akan kabari semua dosen yang mengajar hari ini bahwa Nona Irene jatuh sakit," tukasnya.

Irene menggeleng-geleng tak setuju, "No, Ma'am. Irene is okay right now," Ia menyengir lebar. "Aku hanya lupa makan semalam. Jadi, jangan khawatir."

Ma'am Sunny semakin khawatir. "Tapi, Nona—"

Irene tetap bangkit. "Aku harus kuliah, Ma'am."

Ma'am Sunny terdiam sejenak, kala mendengar intonasi tak-menerima-penolakan itu. Ia lantas menghembuskan napas perlahan, lalu membiarkan gadis itu melangkah menuju kamar mandi.

"Mm... Nona Irene?"

"Ya, Ma'am?" toleh Irene, dengan raut bertanya.

"Apa Nona dan Tuan Muda sedang ada masalah?" tanya Ma'am Sunny hati-hati.

SINGULARITYWhere stories live. Discover now