D-13; From D-1095, Some Secrets are Finally Revealed

2.4K 307 89
                                    

Starts from D-1095 until D-13


"Daddy!" pekik Irene dengan senyum lebar di wajah, menghamburkan tubuhnya pada sang ayah.

"Keana, sayang!" Nichkhun membawa anak semata wayangnya dalam pelukan hangatnya. Menumpahkan seluruh kasih sayangnya melalui kecupan di puncak kepala sang gadis. "Gimana? Bagus nggak pemandangannya?"

"Bukan bagus lagi, Dad. Ini seperti surga!" ujar Irene dengan wajah bersinar. Tangannya belum lepas dari pinggang sang ayah.

"Kapan-kapan aku mau ajak Paman Kai dan Bibi Krystal ke tempat ini, mereka pasti sama takjubnya kayak aku!" serunya semangat, mulai berlari-lari di atas lautan sakura yang terbentang di jalan.

"Coba saja, mereka pasti akan meluangkan waktu demi memenuhi keinginan kamu, keponakan tersayang mereka," Nichkhun terkekeh pelan sembari mengikuti langkah anaknya perlahan.

Irene ikut tergelak geli, lalu berbalik untuk berjalan mundur, sehingga ia dapat melihat jelas wajah sang ayah. "Daddy, apa rumah Mommy yang sekarang seindah ini?" tanya Irene dengan sepasang bola matanya yang memancar polos.

Nichkhun tak kuasa menahan air matanya, menyaksikan gadisnya telah tumbuh sebaik dan secantik ini meskipun tanpa sentuhan dari ibunya. Nichkhun sontak menggeleng. "Daddy rasa tidak. Pasti lebih indah dari tempat ini, Keana."

Irene tersenyum lebar, sembari menangkup sebuah bunga sakura yang gugur di atas telapak tangannya. "Pantas aja Mommy betah tinggal di sana, Dad. Nggak balik-balik lagi ke rumah, bahkan mengunjungi kita pun nggak pernah," celetuknya asal, tetapi membuat Nichkhun merasa bahwa ia harus segera mengalihkan pembicaraan.

"Keana, kamu tahu, Daddy pertama kali bertemu dengan Mommy di tempat ini. Dia sedang seorang diri, begitu pula Daddy. Lalu kami saling mencuri pandang," Nichkhun tertawa renyah mengingat bagaimana kelakuan ia dan istrinya dulu. Ia kembali melanjutkan ceritanya kala Irene sudah menatapnya dengan sorot ingin tahu. "Tanpa disangka-sangka, Mommy kamu ambil bunga sakura yang telah gugur di atas jalan. Kemudian dia datang menghampiri Daddy, memberi bunga sakura yang dipungutnya untuk Daddy."

"Lalu, Dad?" Irene semakin antusias mendengarnya.

"Dia bilang, 'Bunga sakura memiliki banyak arti, saat mekar maupun saat gugur. Aku sengaja ambil yang sudah gugur ke jalan, karena bunga sakura itu telah berubah artinya menjadi perpisahan. Jadi, bunga sakura ini untuk kamu. Sama seperti bunga sakura yang mekar hanya sebentar, lalu gugur, dan mekar kembali ketika musim semi datang lagi. Aku harap aku dan kamu juga begitu, pertemuan kita mungkin hanya sesaat, kemudian kita akan berpisah, tapi aku yakin suatu hari nanti kita akan bertemu lagi.'"

Irene tergelak mengetahui seberapa agresifnya sang ibu pada sang ayah. "Mommy centil!" komentarnya.

Nichkhun ikut tergelak, sebelum ingatannya membawanya pada wajah cantik sang istri, Tiffany, yang sedang tersenyum di bawah pohon sakura hingga matanya membentuk pelangi. Ia tersenyum tulus. "Wanita centil yang luar biasa cantik, baik wajah maupun hatinya. Itu Mommy kamu, Keana..."

Irene mengangguk setuju. "Lalu, apakah Daddy bertemu lagi dengan Mommy?"

"Sebelum dia pergi, Daddy sempat menanyakan namanya tapi dia menggeleng, katanya, 'Aku akan kasih tahu ketika kita bertemu lagi'. Dia benar-benar mahir menarik perhatian laki-laki. Hingga setahun kemudian, akhirnya kita bertemu lagi di tempat yang sama, di tempat ini, Keana."

"Wah, benar-benar romantis!" komentar Irene kembali. Ia menatap sang ayah dengan pipi bersemu. "Apakah aku akan memiliki kisah yang romatis juga seperti Mommy dan Daddy?" tanyanya polos.

SINGULARITYWhere stories live. Discover now