D-8; She's Tired Already

1.2K 184 150
                                    

Definisi bucin sesungguhnya;

LIAT IRENE UPDATE IG, JADI IKUTAN UPDATE WP 😂

Sebelum mulai, silakan putar lagu di atas 👆


📅


Minggu, 21 Februari 2020.


"Kamu kenapa, Jun?" tanya Naya heran. Tak biasanya laki-laki banyak tingkah di sampingnya ini justru terdiam dan melamun lama.

Junot tersentak. Ia melirik Naya yang sedang memeluk bantal sofa di rumahnya sembari menatapnya khawatir. "Hm? Kenapa apanya?"

Naya menipiskan bibir. "Kamu daritadi melamun terus, Junot. Ada apa? Tumben banget kamu nggak kayak cacing kepanasan?"

Mendengar itu, Junot menyengir. "Kan ada AC, jadi nggak panas," Ia menunjuk benda panjang di sudut ruangan. "Sekarang aku cacing kedinginan," ujarnya asal, langsung menempel pada kekasihnya.

Naya otomatis menempeleng kepala Junot. "Kamu udah gila, ya?!" Ia melebarkan mata belonya. "Ntar kalau Mama keluar dari kamar terus ngeliat kita gimana?!"

Junot menyengir lagi. "Bilang aja lagi netflix and chill, asiiik," Ia kembali menempel lagi.

"Jangan sampai aku usir ya, Jun?" Ia makin melotot.

Junot mendecih. "Cih, padahal biasanya kamu duluan yang nempel-nempel sama aku."

"Ya itu kan kalau di luar, bukan di rumah yang ada Mama dan Kakakku!" protesnya.

Junot menoleh dengan mata memicing. "Yang dimarahin juga aku nantinya."

Naya memukul bahu pemuda itu. "Karena lo yang bakal dimarahin makanya nggak usah banyak tingkah!"

Pemuda itu tersenyum manis. "Aaah... perhatiannya Naya-kuuu," Ia menangkup kedua pipi tembam gadis itu.

Naya otomatis menepis. "Geli, Jun," omelnya. "By the way, kamu belum cerita kenapa daritadi melamun aja? Ada masalah?"

"Hm?" Raut Junot berubah ketika Naya mengembalikan topik pembicaraan. Ia sebenarnya ragu untuk mengatakan hal ini pada Naya. Namun sesungguhnya, ia juga penasaran dan peduli dengan sahabatnya.

"Mm... Nay?"

"Apa? Tumben ragu-ragu, biasanya asal ceplos," sahut gadis itu cepat.

"Diam dulu, ntar aku lupa," keluh Junot.

"Calon dokter kok pelupa," gerutu Naya.

"Calon psikolog kok nggak ada pengertiannya," balas Junot, membuat Naya geram.

"Iya, maaf ya," ujar Naya dengan senyum terpaksa. "Silakan dilanjutkan kembali omongannya, nanti keburu lupa," tambahnya dengan nada sopan.

Junot tertawa singkat, sebelum mencubit pipi Naya sebentar. "Aku mau nanya, kamu tahu banyak tentang Sana, nggak?"

Naya yang sedang merapikan rambut dengan jemari sontak melirik, "Kenapa tiba-tiba tanya tentang Sana?"

Melihat tatapan menyelidik dari kekasihnya, Junot meringis. "Aku nggak niat selingkuh."

"Siapa juga yang menuduh kamu selingkuh?" elak Naya cepat.

"Mata kamu," sahut Junot.

Naya langsung melengos. "Terus kamu kenapa tanya tentang Sana?"

SINGULARITYWhere stories live. Discover now