D-27; Irene's Sudden Attack

1.9K 357 54
                                    

Selasa, 2 Februari 2020.


Theo bangun pukul lima dini hari—seperti biasanya, meskipun perkuliahan dimulai jam sembilan pagi. Tungkai kakinya melangkah menuju wastafel untuk menyikat gigi dan mencuci wajah agar tak mengantuk lagi. Sesekali menghela napas, menatap wajah kelelahan dan kantung matanya yang mulai membesar.

Setelah itu, ia ke luar dari kamar dan membuka pintu balkon apartemen lebar-lebar. Membiarkan udara pagi yang segar memenuhi ruangan. Dalam beberapa menit, ia melakukan peregangan dan olahraga kecil. Matanya tanpa sadar memandang ke sekeliling apartemennya yang tertata rapi dan tampak bersih. Namun tetap saja, terlalu sunyi dan jauh dari kata kehidupan. Tak ada kehangatan di sana.

Ia lalu melirik jam dinding. Rupanya masih banyak waktu yang tersisa. Maka ia memutuskan untuk mengganti celana tidurnya menjadi celana training, sebelum akhirnya turun dan melakukan lari pagi di taman apartemen. Suasana terlampau sepi, mengingat matahari saja masih enggan untuk terbit. Namun, Theo lebih menyukai suasana seperti ini. Tenang dan damai untuknya.

Hal ini sudah menjadi rutinitas tersendiri bagi Theo semenjak kedua orangtuanya meninggal akibat kecelakaan dua tahun silam. Bangun subuh, cuci muka, olahraga pagi, membuat sarapan serta menyantapnya sembari menonton berita, membersihkan dan merapikan apartemen, mandi, berangkat ke kampus, mengikuti kelas, rapat, pergi ke perpustakaan atau ke Unit Kesehatan Universitas—sering disingkat UKU atau klinik, lalu pulang, mengerjakan tugas dosen dan tugas organisasi, sisanya belajar hingga tertidur. Lalu di akhir pekan, ia akan membantu di rumah sakit warisan sang ayah sekaligus mengunjungi pamannya yang super sibuk karena mengambil alih urusan perusahaan farmasi serta rumah sakit—dibantu keluarganya dan Theo sendiri. Rutinitas yang membosankan, bukan? Meskipun berat, ia tetap memilih untuk tinggal di apartemen seorang diri, dibandingkan menetap di rumah besarnya yang akan terus mengingatkannya dengan kedua orangtuanya. Untung saja, Malvine, sang paman, memperbolehkan asalkan ia terus berhubungan dengan pria beranak satu itu.

Hidup Theo yang tadinya tenang, sekarang semakin tenang tanpa kehadiran ayahnya yang kaku dan dingin ataupun ibunya yang cerewet dan penuh semangat—yang biasa ditemuinya saat akhir pekan atau tidak sama sekali. Benar-benar datar dan terlalu sepi. Ia memang menyukai hal-hal seperti itu. Namun ada saat di mana ia mengalami fase jenuh dan hampir frustasi.

Hingga seorang Keana Irene Azura datang ke dalam hidupnya. Memang memberikan warna tersendiri, tetapi gadis itu terlalu berisik. Centil, ceroboh, dan mengganggu. Seringkali membuatnya pening dan ingin mengetukkan kepalanya ke dinding berkali-kali. Termasuk semalam.

Begitu selesai rapat BEM, Irene sudah menunggu di depan mobilnya dengan wajah polos. Seakan-akan yang ia lakukan adalah hal yang benar, disaat gadis itu bahkan tak menghubunginya sama sekali untuk pulang bersama. Ia benar-benar tak mengerti bagaimana jalan pikiran Irene. Padahal baru tadi siang gadis itu merajuk padanya, namun kini sudah menyengir lebar untuknya.

"Lo di sini daritadi?" tanyanya datar, mencoba mengalahkan dinginnya malam.

Senyum Irene kian melebar. "Baru, kok! Aku numpang ya, The? Aku nggak ada teman balik soalnya," keluhnya.

Mendengar permintaan penuh harap itu, Theo hanya bisa menghela napas dengan wajah datarnya. Mungkin saja Theo menolak jika keadaan masih sore. Namun saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Ia juga masih punya hati kala melihat seorang perempuan menunggunya tanpa jaket di malam hari dan seorang diri di halaman parkir yang sepi.

Tanpa berkata apapun, ia membuka kunci mobil. Membiarkan gadis itu masuk ke kursi penumpang dan mengantar gadis itu ke rumahnya dengan selamat.

"Lo punya otak, kan?" Ia bersuara, mulai mengemudikan mobilnya ke luar dari kampus, "Lain kali jangan berbuat bodoh. Sekali-kali mikir. Lo beruntung rapat BEM berakhir cepat malam ini," ujarnya tanpa rasa bersalah.

SINGULARITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang