Chap 6

2K 157 17
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide terinspirasi anime jadul
Genre : romance, ecchi, boyslove, gender bender
Pair : naruhina, narusasu, narufemsasu, shisuifemita
Sifat karakter berbeda dengan versi anime dan manga
Terkadang ooc
Cerita gaje author amatir
Typo bertebaran

Happy reading







Chapter 6

Sasuke berniat pergi ke kediaman sang wali kelas namun di tengah jalan ia berhenti. "Aku lupa. Aku harus beli ramen. Nee san kan lagi ngidam," ujar Sasuke tidak jadi pergi ke rumah Naruto. Ia malah pergi ke kedai ramen.

"Eh? Kau mau ke mana, Sasuke chan? Kau harus pergi ke rumah Naruto! Kau sedang menjadi perempuan!!" teriak Hinata. Ia berdiri agak jauh dari Sasuke.

Sasuke menghentikan langkahnya. Ia lupa jika dirinya sedang dalam sosok perempuan. Butuh air panas untuk membuatnya kembali menjadi laki - laki. Hanya Naruto yang bisa menolongnya saat ini.

"Kau benar. Aku akan menemui Naruto sensei sekaligus minta air panas agar bisa pulang ke rumah. Akan sangat merepotkan kalau nee san tahu aku bisa berubah menjadi perempuan," kata Sasuke. Ia mengurungkan niatnya untuk pulang.

Hinata tersenyum. "Nah.. Ayo ke rumah Naruto kun. Tapi.. " Ada hal yang mengganjal di hati Hinata. Entah hal apa itu karena Hinata tidak tahu.

Kedua gadis berbeda alam itu berjalan berdampingan. Hinata tidak berjalan tapi melayang. Dia itu kan roh bukan manusia.

"Memangnya.. Tipe gadis yang sensei suka seperti apa? Maksudku.. Apa aku harus sama denganmu agar disukai oleh Naruto sensei?" tanya Sasuke penasaran.

"Hm.. Naruto kun itu tidak suka pada gadis yang agresif," jawab Hinata dengan polosnya.

Sasuke menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Hinata. "Apa katamu? Tingkahku yang sekarang kan agresif. Dia pasti tidak menyukaiku. Kau ini bagaimana sih? Katamu mau menjodohkanku dengan dobe sensei pirang itu?"

"Ya.. Naruto kun memang tidak suka gadis yang agresif dan juga gadis yang pemalu," tambah Hinata.

Doeeng. Sasuke sweatdrop. Lawan dari agresif adalah pasif dan pemalu. Jadi Sasuke bingung harus bersikap bagaimana agar guru pirang itu bisa menyukainya. "Ah. Terserah aku saja. Aku akan menjadi diriku sendiri. Kalau aku menjadi sepertimu, itu akan mencurigakan," ungkap Sasuke melanjutkan langkahnya.

"Kau benar juga, Sasuke chan." Hinata tersenyum. Ia sudah tidak sabar untuk kembali ke alam baka.

Sasuke kembali menghentikan langkahnya. Matanya melirik ke belakang.

"Ada apa, Sasuke chan?" tanya Hinata heran.

"Ada orang yang mengikutiku. Mereka berjumlah sekitar 3 orang. Dalam hitungan ketiga, ayo kita lari," jelas Sasuke, ancang - ancang.

Hinata membuka mulutnya reflek dan menutupnya dengan telapak tangannya.

"Oke. Satu.. Dua.. Tiga.. Lari!" seru Sasuke berlari sekencang mungkin.

Para penguntit yang sedari tadi memerhatikan gerak gerik Sasuke langsung ikut berlari mengejar Sasuke.

"Mereka mengejarmu, Sasuke!" kata Hinata melayang di samping Sasuke yang sedang berlari kocar kacir.

"Aku juga tahu, Hinata san!" jawab Sasuke mulai lelah.

Deg. Sasuke memasuki gang sempit dan hal yang tak pernah ia bayangkan pun terjadi. Ia terjebak di jalan buntu. "Aku.. Tidak pernah lewat jalan ini," gumam Sasuke mulai panik.

Kutukan Cinta 18+(end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang