Chap 25

1K 85 4
                                    

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide terinspirasi anime jadul
Genre : romance, ecchi, boyslove, gender bender
Pair : naruhina, narusasu, narufemsasu, shisuifemita
Sifat karakter berbeda dengan versi anime dan manga
Terkadang ooc
Cerita gaje author amatir
Typo bertebaran




Happy reading

"Sasuke, kenapa kau diam saja?" tanya Kushina merasa cemas melihat Sasuke diam dan melamun.

"Ah. Aku tidak apa - apa, kaa chan. Maaf. Barusan kaa chan bilang apa padaku? Aku.. Tidak mendengar kaa chan." Sasuke sudah tidak lagi melamun.

"Oh. Kaa chan pikir kau ada masalah. Tadi kaa chan bilang bagaimana dengan keadaan Naruto? Apa dia seperti seorang bayi? Bangun tanpa ingatan?" tanya Kushina.

"Benar, kaa chan. Tapi Naruto bangun dan langsung menceritakan mimpinya kepadaku. Hanya itu yang tadi ia katakan. Oh ya, kaa chan, aku ke dapur dulu. Secangkir kopi akan membuatku terjaga pagi ini. Aku sangat mengantuk," jelas Sasuke, pamit pada Kushina.

"Jangan kopi. Kau buat teh hijau saja. Biar kaa chan yang buat. Kau masuk lagi saja ke dalam kamar Naruto, oke sayang?" pinta Kushina. Tangannya mengusap kepala Sasuke dengan lembut.

Sasuke mengangguk. "Baiklah. Kalau begitu, aku masuk dulu ya, kaa chan. Naruto harus segera sembuh."

Kushina mengangguk. Sasuke pun masuk ke dalam kamar Naruto. Kushina merasa ada hal yang tak beres pada Sasuke. Gadis itu seakan menyimpan berjuta misteri. Namun Kushina merasa sangat yakin bahwa putra semata wayangnya akan sembuh di tangan gadis bermarga Uchiha itu. Kushina pun pergi ke dapur untuk membuat teh hijau.

"Apa sebaiknya aku jodohkan Naruto dengan Sasuke. Tapi.. Apa Sasuke mau? Gadis itu kan selain cantik tapi juga berpendidikan tinggi. Mana mungkin mau sama anakku yang sakit - sakitan. Hm.. " gumam Kushina.

Sasuke sudah berada di dalam kamar Naruto. Atmosfir terasa berat dan canggung. Begitu yang Sasuke rasakan saat ini. Padahal baru setengah jam ia mulai bekerja. Sangat lama sampai 40 hari ke depan.

"Haah.. " Sasuke menghela nafas.

Brukh. Sasuke terperanjak. Naruto tiba - tiba berdiri di depannya sambil memandangnya dengan tatapan intens.

"A-ada apa, Naruto? Kenapa kau berdiri di depanku?" tanya Sasuke sebisa mungkin tidak merasa gugup. Padahal jantungnya tengah berdisko ria.

"Kalau kulihat dari dekat.. Kau sangat mirip dengan gadis yang ada di dalam mimpiku, Sasuke," jawab Naruto dengan sangat yakin.

Glekh. "Apa? Itu pasti tidak mungkin, Naruto. Lagipula.. Kau jangan terlalu percaya pada mimpi. Mimpi kan bunga tidur," elak Sasuke. Ia tak mau identitasnya terbongkar begitu saja dalam waktu yang terlanjur cepat.

Naruto berpikir sejenak. "Tapi.. Aku bisa melihat wajah gadis tomboy itu dengan sangat jelas, Sasuke. Dia sangat mirip denganmu. Hanya.. Hanya beda gaya rambut saja."

Sasuke menjauh dari Naruto. "Mungkin hanya mirip saja. Orang dari Asia timur kan memang mirip. Bermata sipit dan berkulit putih." Sasuke terus mengelak.

"Begitu ya. Kau benar juga, Sasuke!" Naruto percaya dengan ucapan Sasuke.

Set. Kushina masuk ke dalam kamar Naruto. "Naruto, Sasuke. Kaa chan bawakan teh hijau untuk kalian!" seru Kushina. Ia tampak begitu bahagia.

"Kaa chan?" beo Naruto. "Ibuku atau ibumu, Sasuke?"

Kushina meletakkan dua cangkir teh hijau yang ia bawa ke atas meja. "Aku ibu kalian."

Kutukan Cinta 18+(end) Where stories live. Discover now