Chapter 7 : Welcome Home

800 403 161
                                    

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

"Ternyata dia anak dari selingkuhan ayahnya Kim."

"Tidak menutup kemungkinan dia tidak akan mengikuti jejak ibunya. Merebut suami orang."

"Dasar tidak tahu malu! Universitas kita tidak pantas memberikan beasiswa untuk orang sepertinya!"

Livy meneteskan air matanya kala mendengar beberapa mahasiswi terang-terangan membicarakannya. Seluruh kampus sudah tahu mengenai berita tentang dirinya yang telah diakui sebagai putri dari William Watson.

Tidak hanya itu, bahkan orang dengan sengaja menjelekkan ibunya.

"Aku tidak menyangka ini yang coba kau tutupi dariku."

Livy menghapus jejak air matanya dan melihat Olivia berdiri dihadapannya. Ia cukup merasa bersalah karena tidak menceritakan hal itu pada sahabatnya sendiri.

"Maafkan aku," lirihnya.

"Jangan merasa bersalah seperti itu, aku hanya ingin kau lebih terbuka padaku. Aku ini sahabatmu, 'kan?"

Livy mengangguk, "Terima kasih karena selalu menjadi sahabat terbaik untukku."

"Sudah. Jangan mendengarkan perkataan orang lain, anggap kau tidak pernah mendengar ucapan mereka." Olivia memeluk Livy sangat erat, memberikan semangat untuk sahabatnya itu.

*****

"Kau baik-baik saja?" tanya Edward, berusaha bersikap tidak ada yang terjadi padanya.

Kim menatap Edward, bersama sejak kecil membuatnya paham kalau mereka bertiga memiliki masalah, tapi berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja.

"Kau menanyakan hal itu, padahal kau sendiri sedang ada masalah. Tidak hadir kemarin seperti bukan dirimu, kau tidak pernah melewatkan waktu apapun jika menyangkut kita bertiga."

Kim meneguk segelas Whiskey, pikirannya kacau. Belum lagi, memikirkan kalau Livy adalah saudaranya sekarang. Ia sudah muak akan kebohongan, ayahnya sendiri yang menciptakan luka yang sangat dalam untuknya.

"Jangan memendam masalah kalian sendiri, aku siap mendengarkannya." ucap Kim.

Leon tersenyum, "Tenanglah, kami tidak ada masalah."

"Kalian tidak membohongiku, 'kan?" tanyanya.

"Tentu saja tidak! Kami selalu jujur padamu." timpal Edward, ia menggeser posisi duduknya di samping Kim.

Ambitious Girl (END)Where stories live. Discover now