Chapter 18 : Hurt

434 80 4
                                    

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

Kim duduk berhadapan dengan orang yang mendaftarkan diri sebagai sekretarisnya. Kim sudah membaca CV-nya yang memenuhi kriteria yang pas. Jika dilihat dari penampilannya, Kim cukup yakin jika pria dihadapannya ini bisa diandalkan dalam segala hal.

"Vincent, right?" tanya Kim memastikan.

Pria dihadapan Kim itu mengangguk.

"Apa kau punya pengalaman menjadi sekertaris sebelumnya?"

"Belum, tapi saya dapat menjamin jika pekerjaan saya tidak akan mengecewakan Anda." balas Vincent.

"Di CV milikmu juga tertera kalau kau bisa bela diri?"

"Ya, saya juga memilki beberapa teman yang cukup mahir dalam bidang itu. Jadi Nona bisa mengandalkan saya dalam hal apapun." ucap Vincent percaya diri, tentu tujuannya melamar pekerjaan di Watson Group karena gaji yang ditawarkan cukup besar. Walau ia sempat tidak berminat, dorongan teman-temannya akhirnya membuat ia berubah pikiran.

"Baiklah. Kau diterima di sini. Pekerjaanmu adalah mengurus berkas-berkas penting yang akan aku tanda tangani, mengatur jadwal meeting, dan selebihnya kau bisa tanyakan pada Alfred. Kau mengenalnya, bukan?"

"Tentu saja. Dia yang sudah membantu saya masuk ke perusahaan ini." jawab Vincent.

Kim mengangguk. "Kau boleh keluar. Oh ya, aku tidak suka orang yang terlambat, jadi biasakan untuk datang lebih dulu sebelum aku. Mengerti?"

Vincent mengangguk, ia segera bangkit dan  meninggalkan ruangan.

*****

Livy mendatangi rumah Olivia lantaran sudah lama ia tidak bertemu dengan sahabatnya itu. Hari ini mereka sudah membuat planning untuk menghabiskan waktu seharian.

"Kenapa kau tidak pernah mengunjungiku? Padahal aku selalu mengatakan kalau pintu rumahku terbuka lebar untukmu." tanya Livy, ia penasaran kenapa Olivia selalu menghindar jika diajak mampir ke rumahnya.

"Bukannya aku tidak mau, hanya saja di rumah itu juga ada Kim. Kau tahu? Aku selalu merasa tidak percaya diri jika harus ke sana, takut saja kalau satpam rumahmu menganggap aku pengemis." Olivia tertawa yang langsung dihadiahi pukulan ringan oleh Livy.

"Kau ini ada-ada saja, lagipula Kim jarang ada di rumah. Aku juga merasa bosan karena tidak ada teman untuk mengobrol. Ayahku pun masih harus memulihkan kesehatannya, aku tidak mau menganggu waktu istirahatnya."

Ambitious Girl (END)Where stories live. Discover now