Chapter 52 : Arrest

581 76 19
                                    

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

"Apa-apaan ini?!" Livy memberontak begitu kedua tangannya ditarik paksa oleh dua polisi.

Livy duduk berhadapan dengan seorang polisi di dalam ruang interogasi, ia sendiri cukup dibingungkan karena penangkapan secara tiba-tiba.

"Saya tidak akan basa-basi, akan lebih baik anda mengakui kalau anda memang sengaja mendorong Kim dari lantai itu." ucap seorang petugas kepolisian yang berhadapan dengan Livy.

"Kalian menuduh saya lagi tanpa bukti yang jelas?" balas Livy menantang.

Polisi itu hanya tersenyum singkat sebelum pintu terbuka, menampilkan sosok yang langsung membuat Livy seketika tidak berani berkutik.

"Ayah, untunglah Ayah datang. Mereka menangkapku dengan alasan yang tidak jelas, padahal aku justru bersedih atas kematian-"

Plak!

Livy memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan tiba-tiba dari William, bisa Livy lihat aura kemarahan terpancar jelas di raut wajah pria setengah baya itu.

"Kenapa kau melakukannya?"

Livy mengangkat bahu, tidak mengerti arah pembicaraan ayahnya.

"KENAPA KAU MEMBUNUH PUTRIKU?!"

Hanya dengan kata-kata itu, semua menjadi jelas. Livy tahu ke mana arah pembicaraan sekarang, tatapannya tertuju pada William.

"Jadi, Ayah juga menuduhku?"

"Berhenti berpura-pura sekarang, karena kehadiranmu, putriku sekarang sudah tiada ... Putri kecilku sudah pergi sekarang, dan kaulah penyebabnya!"

"Bahkan saat dia sudah tidak ada pun, Ayah tetap memprioritaskan Kim, selalu Kim! Aku juga putri kandung Ayah kalau Ayah lupa! Bukan salahku jika semua ini terjadi, kalau saja Ayah memenuhi semua keinginanku, kalau saja Kim tidak egois dengan tetap mempertahankan hubungannya dengan Leon, mungkin saja-" Kata-kata Livy berhenti ketika ia melihat Leon berdiri di ambang pintu dengan tatapan tertuju padanya. "Leon..."

"Sudah cukup semua ini, Livy. Kau tidak bisa terus seperti ini, akui saja kesalahanmu. Seharusnya kau tidak melakukan itu, kau melakukan kesalahan besar dengan mendorong Kim dari lantai itu. Aku akan jujur sekarang, perasaan yang kurasakan padamu bukanlah cinta, aku berpaling hanya karena rasa kagum semata. Cintaku hanya milik Kim, begitupun sebaliknya."

Bagai ditimpa reruntuhan, perasaan Livy hancur seketika. Matanya sudah berkaca-kaca sekarang, tidak ada lagi yang memihaknya.

Ambitious Girl (END)Where stories live. Discover now