Chapter 36 : Not Ready to Lose

338 47 27
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Korban mengalami pendarahan yang cukup parah di bagian kepala, itu yang mengakibatkannya meninggal di tempat."

Kata-kata itu terus terngiang di telinganya, Livy tidak bisa berhenti menangis setelah melihat jasad ibunya yang begitu mengenaskan. Karena hanya ia anggota keluarga yang tersisa, Livy segera melaksanakan pemakaman Lauren secepat mungkin.

Ditemani Olivia, rumah duka terlihat mulai didatangi beberapa orang yang turut berbelasungkawa. Kondisinya benar-benar menyedihkan, ia duduk dalam diam dengan mata sembab dan berdiri saat ada yang datang.

"Jangan menahan air matamu, Livy. Menangislah sebanyak yang kau mau. Aku di sini untukmu, kau tahu itu, 'kan?" Livy menahan air matanya agar tidak turun, ia harus tetap tegar agar bisa menjadi penyemangat untuk sahabatnya.

"Ibuku ... Kenapa dia harus pergi secepat ini? Aku bahkan belum sempat membahagiakannya!" lirih Livy, ia memeluk Olivia sangat erat, menumpahkan kesedihannya. Ia belum siap kehilangan ibunya secepat ini, setelah sekian lama penantian untuk ibunya bangun, bukan ini yang diinginkannya.

Olivia mengelus pundak Livy, ia sendiri cukup terkejut saat mendengar kabar bahwa ibunya Livy menjadi korban tabrak lari. Padahal ia sangat senang saat tahu bahwa bibinya itu sudah sadar, bahkan ia berencana mengunjungi ke rumah sakit.

Livy berniat berdiri saat mendengar suara derap langkah seseorang mendekati tempatnya, tapi ia sangat terkejut saat melihat siapa orang itu.

Emosinya terpancing ketika melihat Travis berjalan santai ke depan foto mendiang ibunya, yang bahkan tidak memperlihatkan raut kesedihan sedikit pun.

"Pembunuh! Kau yang sudah membunuh ibuku!" Livy menarik kasar kerah baju Travis, membuat tatapan orang-orang tertuju pada mereka.

Travis segera mendorong Livy hingga gadis itu terjatuh.

"Paman!" Olivia dengan sigap membantu Livy berdiri, ia tidak menyangka kalau pria dihadapannya ini benar-benar saudara Lauren.

"Kau seharusnya bisa bersikap sopan pada pamanmu," ucap Travis seraya membenarkan kerah kemejanya yang sedikit berantakan.

Livy menatap Travis sangat menusuk, ia sangat menyesal sudah berurusan dengan pria tua dihadapannya ini. Kalau saja Travis bisa menjaga mulutnya, mungkin ibunya masih hidup sampai sekarang.

"Kaulah penyebab kematian ibuku, aku benar-benar membencimu!" teriak Livy dengan keras.

"Dasar gadis tidak tahu diri, seharusnya kau merasa bersyukur karena aku masih berbaik hati mengunjungi kakakku untuk yang terakhir kalinya. Kau pasti sangat malu karena tidak punya anggota keluarga lain, bukan?"

Ambitious Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang