Chapter 15 : Apology

406 114 28
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Kim terbangun dan menyadari kalau saat ini ia sudah berada di kamarnya, ia memijat kepalanya yang terasa sangat pusing. Bahkan Kim dapat mencium aroma alkohol masih tersisa di pakaian yang ia kenakan, tiba-tiba ingatan semalam terlintas di kepalanya, tanpa sadar Kim tersenyum sinis.

Pintu terbuka, Alberta masuk yang dengan segera meletakkan bubur dan segelas susu. Tak lupa, ia juga menaruh vitamin untuk menjaga stamina Kim.

"Di depan ada Tuan Muda Leon, dia bilang ingin bertemu Nona."

Mendengar itu, emosinya terpancing.

"Katakan kalau aku tidak ada di rumah."

"Tapi dia terus memaksa masuk karena melihat mobil Nona masih terparkir di bagasi." balas Alberta.

"Usir saja! Katakan aku tidak sudi bertemu dengannya!" Suaranya meninggi, tanpa sadar kepalanya kembali berputar akibat pengaruh alkohol semalam yang mungkin belum hilang sepenuhnya.

Alberta mengangguk, baru saja akan keluar dari kamar Kim, sosok yang mereka bicarakan tiba-tiba ada di depan pintu. Alberta yang melihat itu segera pamit undur diri.

Kim menatap pria dihadapannya dengan tatapan kebencian, mungkin ia tidak akan seperti ini jika saja Leon mengabarinya kalau memang tidak akan datang. Tapi pria itu seperti sengaja tidak membalas padahal ponselnya aktif bahkan message yang Edward kirim hanya dibaca.

"Kim-"

"Keluar dari kamarku sekarang, aku ingin istirahat."

"Aku minta maaf."

"Keluar dari sini sekarang juga!" Kim melempar bantal tepat mengenai Leon.

Bukannya keluar, Leon malah semakin mendekat dan langsung memeluk Kim. Ia merasa sangat bersalah karena tahu kalau Kim sampai mabuk karena menunggunya. Setelah mengetahui semuanya dari Edward, Leon mengecek ponselnya dan benar saja, banyak missed call dan pesan yang dalam posisi sudah terbaca padahal ia sama sekali tidak memegang ponsel saat itu. Leon tahu Kim pasti sangat marah, tapi ini benar-benar bukan di sengaja.

"Maaf. Aku bahkan tidak tahu kalau kalian menungguku. Kupikir kau bekerja."

Kim melepaskan pelukan mereka, rasanya ia ingin membenci Leon, tapi di saat bersamaan ia juga nyaman berada di pelukan pria itu.

"Apa yang membuatmu begitu sibuk sampai tidak bisa membalas ataupun mengangkat satu panggilan saja?"

"Aku tiba-tiba bertemu teman lama, hingga tanpa sadar kami berbincang sampai lupa waktu." Leon terpaksa berbohong, ia yakin jika mengatakan yang sebenarnya, maka Kim pasti akan melampiaskan amarahnya pada Livy sementara gadis itu sama sekali tidak bersalah.

Kim mengangguk. "Baiklah, kalau begitu kau bisa pergi. Lagipula aku tidak butuh kau ada di sini."

Tanpa menghiraukan kehadiran Leon, Kim memakan sarapannya sampai habis. Sesekali ia mengecek ponselnya dan tidak menganggap keberadaan Leon. Selesai menghabiskan segelas susu, Kim berniat beranjak untuk mandi. Namun, baru saja akan melangkah tiba-tiba tangannya dicekal dan tubuhnya jatuh di atas kasur dengan Leon menindihnya.

Ambitious Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang