[360°] - Chapter 2

574 73 15
                                    

Vote&comment jangan lupa ;)
-Happy Reading

•••

Seperti yang telah dikatakan Jimin saat di parkiran tadi. Namja tampan itu benar-benar meminta izin ayah Taehyung untuk pergi bersamanya malam ini ke rumah Yoongi.

Tentunya permintaan Jimin itu langsung diizinkan oleh ayah Taehyung, membuatnya langsung bahagia. Melihat Jimin yang bahagia itu, tentu Tae tak bisa menyembunyikan senyumannya juga. Bagi Taehyung, Jimin itu adalah saudaranya. Melihat keadaan Jimin yang selalu di tinggal kedua orang tuanya membuat Tae ikut merasakan kesedihan Jimin.

Setiap kali Jimin di tinggal kerja oleh ayah dan ibunya, Taehyung pasti dengan cepat langsung datang ke rumah namja itu untuk menemaninya agar tidak kesepian. Dan saat tiba disana, Taehyung langsung melihat sosok Jimin yang sangat ceria. Banyak tertawa, dan juga banyak bicara. Terkadang, Jimin menceritakan keluh kesahnya saat Taehyung tak bisa datang menemaninya.

Jimin seperti orang tidak waras. Sering mengobrol dengan dirinya sendiri - atau lebih tepatnya suka bermonolog. Contohnya, saat Jimin bertanya tentang sesuatu, pasti Jimin jugalah yang menjawab pertanyaannya sendiri. Mungkin jika orang lain yang melihat Jimin, mereka pasti akan mengira bahwa namja itu orang yang aneh, stres, bahkan gila.

Tapi perkiraan itu tidak berlaku untuk Kim Taehyung dan Bangtan. Jimin itu tipikal namja yang unik. Walaupun sebenarnya sangat sulit mengendalikan dua kepribadian yang berbeda dalam tubuh, tapi Jimin selalu berhasil.

"Jimin-ah?"

"Eoh?"

"Kau unik! Aku suka kau yang seperti ini! Tapi, apa kau tidak lelah?" Pertanyaan itu membuat senyuman indah Jimin lenyap. Tergantikan dengan wajah sedih.

"Sejujurnya, saat pergantian waktu... Aku tiba-tiba merasa sulit mengontrol emosiku. Aku sering menyakiti diriku sendiri. Kau lihat ini." Jimin mengakat baju hingga diatas dada memperlihatkan pada Taehyung ada beberapa memar disana.

"Ini terjadi saat malam akan berganti pagi. Aku pasti akan terbangung dan memukul diriku sendiri." Jimin menghela nafasnya. "Aku memang suka tidur tanpa baju. Tapi, untuk menutupi ini, aku menggunakan selimut. Aku tidak tau dan tidak bisa menebak kapan dua orang itu akan pulang." Lirihnya.

"Dua orang?"

Jimin mengangguk pelan. "Ibu dan ayah. Mereka–"

"Ah, Jimin-ah? Bagaimana kalau kita bersiap-siap sekarang? Setelah itu kita berangkat ke rumah Yoongi hyung."

Senyuman cerah bak matahari itu kembali hadir di wajah tampan Jimin. Dengan cepat namja itu pun bergegas ke kamarnya untuk berganti baju. Sedangkan Taehyung menunggu di bawah.

"TAEHYUNG-AH! APA KAU TIDAK INGIN GANTI BAJU?!" Teriak Jimin dari lantai dua. Merasa tak ada respon, Jimin pun keluar dari kamarnya.

Tanpa menggunakan baju lagi :')

"Yak, Kim Taehyung! Apa kau tidak ingin ganti baju? Kau bisa menggunakan bajuku dulu."

"Memangnya tidak apa-apa?"

Jimin memutar matanya malas. "Tentu saja! Ck, kau ini seperti orang baru kenal saja. Palliwa! Pakai bajuku."

Taehyung tertawa kemudian menyusul Jimin ke kamar namja itu.

•••PJM•••

"OPPA!! KENAPA KAMARKU BERANTAKAN?!"

Suara cempreng seorang yeoja menggelegar keseluruh penjuru rumah keluarga Min. Yoongi yang saat itu sedang merapikan dapur sekaligus mempersiapkan masakan yang telah ia masak ke atas meja makan, tersentak kaget saat suara sang adik menggema dari lantai dua, hingga nyaris menjatuhkan gelas kaca dari tangannya.

³⁶⁰°𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 𝐭𝐨 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐥 - 𝐏𝐚𝐫𝐤 𝐉𝐢𝐦𝐢𝐧 [𝐄𝐍𝐃✓] Where stories live. Discover now