[360°] - Chapter 18

236 41 3
                                    

Keesokan paginya. Langit masih terlihat berwarna hitam gelap. Mungkin saat ini Seoul telah memasuki musim penghujan. Itulah sebebanya sekarang langit masih saja mendung sejak semalam.

Park Jimin. Namja itu sudah terbangun dari tidurnya sepuluh menit yang lalu. Tepat sebelum jam menunjukkan pukul 5:30. Saat itu Jimin merasa aneh karena sudah dua kali dia terbangun seperti seorang namja yang normal. Tidak ada lagi aksi menyakiti dirinya sendiri saat sisi iblis itu mulai kembali ke dalam tubuhnya.

Tentu hal tersebut membuat Jimin merasa ingin tahu apa yang terjadi padanya, namun tidak ingin terlalu memikirkannya. Perubahan pada sisi iblisnya yang sekarang cukup membuat Jimin merasa baik. Walaupun belum sepenuhnya, setidaknya saat namja itu bangun di pagi hari, tidak ada lagi bekas luka atau bahkan lebam yang menghiasi kulitnya.

Setelah selesai berpakaian rapi, namja itu langsung turun ke dapur. Dan disinilah Jimin sekarang. Duduk kursi ruang makan, menikmati segelas susu juga roti yang di olesi dengan selai coklat, ditemani dengan ponsel yang melekat pada tangan putihnya.

Saat sedang asik melihat-lihat berita hari ini di salah satu aplikasi sosial media di ponselnya. Tiba-tiba saja satu notifikasi pesan masuk. Jimin memutar bola matanya malas kemudian membuka notifikasi yang merupakan pesan dari sang ayah.

Ayah
•Jimin-ah. Ayah ingin memberitaumu kalau jadwal kepulangan ibu dan ayah tidak menentu. Perkejaan di Busan saat ini sungguh banyak.
•Sepertinya kami disini bukan selama dua bulan saja. Ayah harap kau mengerti soal ini.

Jimin tersenyum miring diiringi decihan yang terdengar sinis.

Dengan lincah jari-jarinya menari mengetikan satu balasan untuk pesan ayahnya. Kali ini Jimin akan membalasnya dengan sopan. Bukan karena apa, Jimin malas jika ayahnya akan kembali membalas dan mengatainya sebagai anak manja untuk– entahlah keberapa kalinya.

Aku mengerti. Kalian fokus saja dengan kerjaan• kalian itu. Tidak perlu memikirkanku. Ada Taehyung yang bisa menemaniku disini.
Asal kalian tidak lupakan kewajiban kalian. Aku•
akan menunggu uang darimu dan ibu.

Ayah
•Itu sudah tentu Nak. Kau tidak perlu khawatir. Ayah dan ibu akan selalu mengirimkanmu uang.

Hm•
Aku juga ingin bilang kalau aku sudah memiliki• kekasih. Jadi uang dari kalian akan aku gunakan untuk membahagiakannya juga sahabat-sahabatku.
Kuharap kau tidak keberatan ayah•

Ini merupakan kali pertamanya Jimin membalas pesan dari ayahnya dengan kalimat yang begitu panjang. Entahlah, Jimin merasa sisi iblisnya saat ini seperti sedang mau di ajak berkompromi.

Ayah
•Ayah senang mengetahui kau sudah memiliki kekasih. Jika ada yang kau inginkan jangan ragu untuk meminta.
•Omong-omong tumben sekali kau membalas pesan ayah.

Akan aku lakukan ayah•
Untuk pertanyaanmu itu, kurasa tidak penting• untuk ku jawab. Fokuslah bekerja.

Obrolan mereka pun selesai. Bersamaan dengan susu serta rotinya yang tanpa Jimin sadari ternyata sudah habis. Di pagi yang mendung ini, suasana hati sisi iblis Jimin sepertinya sedang dalam keadaan baik. Melihat dari responnya yang tidak mengandung perkataan tidak sopan atau lebih tepatnya kasar. Jimin rasa awal pagi ini cukup baik.

"Tuan muda?"

"Hmm..."

"Mobil sudah siap mau saya—"

"Aku akan berangkat sendiri seperti biasa. Ada yeojaku yang harus dijemput. Tidak perlu mengantarku."

"Baik Tuan."

³⁶⁰°𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 𝐭𝐨 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐥 - 𝐏𝐚𝐫𝐤 𝐉𝐢𝐦𝐢𝐧 [𝐄𝐍𝐃✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang