[360°] - Chapter 28

178 33 2
                                    

Happy reading chingu-deul ;)

•••

"Aku rasa iblis dalam tubuhku sudah pergi. Jika benar, dimana iblis itu pergi sekarang? Semoga bukan pada orang yang aku sayangi..."

~Park Jimin~

•••PJM•••

Taehyung membuka pintu kamarnya dengan kasar. Rumahnya sepi. Ibu dan ayahnya sedang berada di luar kota. Sedangkan Taera– adiknya sedang pergi bersama teman-temannya entah kemana, Tae tidak peduli.

Untuk saat ini memang saat yang bagus untuk sendiriam untuk melampiaskan emosinya.

"ARRRGGGHHHH!! SIALAN!"

"JIMIN LAGI JIMIN LAGI!!"

'BRAAKK!!!

Taehyung mendendang pintu kamarnya hingga membuat pintu itu langsung tertutup membuat suara yang begitu lantang bergema dalam rumahnya. Tae terududuk sambil meremas rambutnya dengan kuat.

Air matanya mengalir membuat sungai kecil di wajah tampannya. Taehyung menangis. Ini adalah kali pertamanya dia menangisi seorang yeoja. Sakit sekali rasanya. Dadanya sesak, kepalanya sakit, hatinya seakan teremas kuat mengetahui semua ini.

Masih belum bisa Taehyung pungkiri, Seora— orang yang amat sangat ia cintai sejak SMP ternyata lebih mencintai sahabatnya. Park Jimin— yang sudah jelas tidak mencintai Seora sedikit pun.

Tetapi mengapa yeoja itu justru terus mengejar Jimin? Apakah dia tidak bisa menoleh sedikit pada Taehyung? Sedikit saja. Disini namja itulah yang paling mencintainya. Mati-matian menjaga dirinya untuk tetap sendiri demi Seora.

"Harusnya kau tidak kembali Seora..." Gumam Tae dengan sangat pelan seperti sebuah bisikan.

Seora.

Jimin.

Dua nama yang membuat kepala Tae ingin pecah rasanya ketika memikirkan itu secara bersamaan. Entah sejak kapan rasa tidak suka melihat Seora dan Jimin bersama muncul dalam diri Taehyung.

Bahkan lebih parahnya lagi, ketidak sukaan itu kini berubah menjadi sebuah kebencian, lalu berakhir dengan dendam. Tae harusnya bisa menguasai dirinya.

Tetapi...

Sekarang, semua sudah terlambat. Sangat terlambat.

"Aku tidak bisa menahannya lagi."

Taehyung bangkit dari posisinya segera mencari nomor seseorang dan menelfonnya.

"..."

"Aku ingin bertemu."

"..."

"Sekarang."

"..."

"Katakan jika kau masih ingin uang dari orang tuaku dan masih ingin hidup lama."

"..."

"Jangan membuatku marah atau kau benar-benar akan menghembuskan nafas terakhirmu hari ini?! Cepat temui aku di tempat yang kau sebut sebagai markasmu sekarang."

"..."

"Baiklah."

Tut.

Taehyung melemparkan ponselnya ke atas tempat tidurnya lalu memijat pelan tulang hidungnya. Harusnya dia tidak melakukan ini. Harusnya juga ini tidak terjadi.

"Jimin-ah? Apakah kau akan membenciku nanti?" –Kim Taehyung.

•••PJM•••

³⁶⁰°𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 𝐭𝐨 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐥 - 𝐏𝐚𝐫𝐤 𝐉𝐢𝐦𝐢𝐧 [𝐄𝐍𝐃✓] Where stories live. Discover now