BAB 14: Freedom

87 9 9
                                    

El dan Al

Beberapa hari kemudian

Sepasang mata cokelat tampak mengerjap, perlahan terbuka lebar. El sesekali menguap sambil meregangkan tubuh setelah bangun dari tidur lelap. Senyuman terbit seketika di wajahnya saat ingat hari ini adalah hari kedua Brandon dan Arini pergi berbulan madu ke Raja Ampat.

Dia bergegas ke kamar mandi membersihkan diri. El bahagia ketika kedua orang tuanya tidak sedang di rumah. Tujuh hari dimanfaatkan untuk meraih kebebasan.

Selesai berpakaian, pemuda itu segera turun ke ruang makan. Sandy, Lisa dan Alyssa sudah menunggu di sana. Mereka duduk di kursi yang biasa ditempati masing-masing.

Al tampak rapi mengenakan seragam batik dipadu dengan rok abu-abu panjang. Mereka kemudian menyantap hidangan yang telah tersedia.

"Hari ini pulang jam berapa?" tanya Sandy melihat kedua cucunya bergantian selesai sarapan.

"Biasa, Kek. Jumat pulang jam 11.00. Tapi kayaknya El salat Jumat di masjid dekat sekolah deh," jawab El.

"Al bagaimana? Terpaksa nunggu El pulang dulu dong?" imbuh Lisa.

Al mengangguk sebelum menyeruput susu hangat yang telah tersaji di atas meja.

"Biasanya juga gitu. Al pulang nunggu Abang kelar Jumatan dulu."

"Kalau El pulang sendiri saja bagaimana?" Sandy mengalihkan paras kepada cucu laki-lakinya.

Kening El berkerut mendengar perkataan Kakeknya. "Maksudnya gimana nih, Kek?"

Sandy berdiri lantas menggamit lengan El beranjak menuju garasi. Al dan Lisa menyusul di belakang.

"Ini rahasia kita berempat. Jangan sampai Mami dan Papi kalian tahu," ujarnya pelan.

Netra cokelat El melebar ketika pintu garasi mobil terbuka. Bibir berisi di bagian bawah dan tipis di bagian atas ternganga.

"Buat kamu." Sandy tersenyum lebar kepada cucunya.

Pemuda itu bergegas mendekati sepeda motor Honda CBR 250RR berwarna hitam metalik keluaran terbaru. Tangannya mengelus setang, kemudian body motor besar tersebut.

"Kek, ini serius buat El?" kata El tak percaya.

Sandy menganggukkan kepala cepat. "Syaratnya kamu harus berkendara dengan hati-hati. Lihat rambu-rambu."

"Wow! Bang!" seru Al semringah.

"Kita berangkat sekolah pake ini aja, Dek," cetus El mengerling kepada Al.

"Sekalian nanti pulang sekolah jalan-jalan, Bang," usul Al.

El segera mendekati Sandy dan memeluknya erat. "Makasih, Kek. Aku nggak tahu harus ngomong apa lagi."

Sandy mengusap lembut pinggir kepala El, lantas memberi kecupan di keningnya. "Sudah seharusnya Kakek belikan ini untuk kamu. Habis Papa kamu itu susah dibilangin."

"Al mau dibelikan apa?" Kali ini Lisa bersuara.

Bola mata gadis itu terangkat ke atas dengan bibir saling menjepit. "Belum kepikiran sekarang sih, Nek. Ntar aja deh."

"Nanti bilang sama Nenek saja."

Al mengangguk tegas.

"Berangkat sekarang, Dek?" El menyerahkan helm kepada Al.

Kedua remaja itu langsung berpamitan kepada Sandy dan Lisa. Motor melaju meninggalkan kediaman keluarga Harun di daerah Menteng Dalam.

***

JUST MARRIED (Trilogi Just, seri-3 / Final)Where stories live. Discover now