BAB 35: Mengendalikan Hati

107 13 6
                                    

Alyssa

Seorang gadis berkerudung sedang bersandar di dinding seberang kelas XI-B. Dia menunggu penghuni kelas tersebut keluar pada jam istirahat. Al mendongakkan kepala ketika melihat siswa yang ada di kelas tersebut keluar satu per satu. Senyuman terbit di wajahnya ketika seorang pemuda muncul dari sela pintu bercat abu-abu tersebut.

"Lho, Dek. Ngapain di sini?" Tanpa disadari, El berdiri tepat di hadapan Al.

"Eh, Bang," sahutnya terkejut.

"Lagi cari siapa sih?" selidik El dengan raut wajah bingung, sedetik kemudian seringai jail menghiasi wajah tampannya. "Lagi cari Fatih ya?"

Al menundukkan kepala pelan sambil meremas kedua daun tangan di depan dada.

"Kamu ... pacaran sama Fatih?" El menatap usil adiknya.

"Eh, siapa yang pacaran? Enggak kok," balas Al kembali melihat ke tempat Fatih berdiri.

"Ngaku a—"

Al langsung menutup mulut kakaknya saat melihat Fatih beranjak menuju tangga.

"Nanti aja ngobrolnya. Aku harus ke sana dulu," pungkas Alyssa meninggalkan El yang kesal karena dibekap barusan.

Gadis itu melangkah cepat ke tempat Fatih berada. "Kak Fatih," panggilnya memberanikan diri.

Pria dengan paras menawan itu membalikkan tubuh.

Perbedaan tinggi badan yang cukup jauh membuat Al sedikit mendongakkan kepala. Dia melihat ke arah teman Fatih satu per satu saat ingin berbicara.

"Duluan yaa, Fatih. Kalau mau nanti nyusul aja ke kantin," pamit salah satu teman Fatih sadar Al ingin berbicara berdua saja dengan pemuda itu.

"Gimana kabar kamu hari ini?" tanya Fatih melihat Al sekilas.

"Baik, Alhamdulillah." Al diam sebentar sambil mengusap ibu jari saking gugupnya. "Boleh bicara sebentar nggak, Kak?"

"Sekarang atau pulang sekolah?"

"Sekarang aja ... kalau Kakak bisa sih." Al tersenyum singkat. "Aku disuruh langsung pulang nanti soalnya. Kena warning keras."

"Oke. Ngobrol di taman belakang aja kali ya, biar rame."

"Loh kok?" celetuk Al dengan kening berkerut.

"Ingat nggak boleh berdua-duaan di tempat sepi," jelas Fatih tahu arti celetukan gadis itu.

Al nyengir kuda sehingga membuat kedua lesung pipi terlihat jelas.

Astaghfirullah, batin Fatih sembari mengalihkan pandangan ke tempat lain.

"Ayo ke taman belakang! Pasti lagi rame pas istirahat," ajak Fatih berusaha mengalihkan pikiran.

Keduanya langsung turun ke lantai bawah. Al berjalan pelan di belakang, sedangkan Fatih di depan. Gadis itu memerhatikan postur tubuh yang berjalan lebih dulu darinya.

Kak Fatih kalau diperhatikan cakep juga. Wajahnya teduh, beda dari cowok kebanyakan, bisik Al menahan senyum.

Apa karena rajin salat kali ya, jadi lebih enak dipandang. Udah gitu pembawaannya tenang, baik dan sederhana juga. Kalau dilihat dari mobil yang dibawa tadi malam, Kak Fatih pasti nggak berasal dari keluarga sembarangan, racau hati gadis itu.

Duh, kenapa jadi mikirin Kak Fatih ya?

Eh, tapi dia niat banget ya sampai ke nightclub juga tadi malam. Lagian kenapa sih khawatir sama gue? Kita 'kan nggak deket, apalagi gue juga jutekin dia waktu ketemu siang kemarin.

JUST MARRIED (Trilogi Just, seri-3 / Final)Where stories live. Discover now