BAB 41: Secerah Sinar Mentari Pagi

135 15 2
                                    

Elfarehza

Senyum lega tergambar di wajah tampan El setelah mengenakan seragam pramuka. Hari ini terasa jauh lebih ringan. Kenyataan bahwa Brandon tidak pernah berselingkuh dengan siapapun membuat pemuda itu kembali menjalani hari-hari seperti sebelumnya. Meski demikian, keinginan untuk dibelikan sepeda motor masih saja bergelayut di hati.

"Pagi Mami, Papi," sapa El semringah begitu tiba di lantai bawah.

"Pagi, Prince," sahut Brandon.

Sebelah alis Arini naik melihat interaksi di antara ayah dan anak yang kembali hangat.

"Princess datang," seru Alyssa tersenyum lebar begitu tiba di ujung anak tangga paling bawah.

Arini semakin dibuat terkejut melihat paras Alyssa yang jauh lebih bersinar dibanding sebelumnya.

"Pagi juga Prince dan Princess," sambut Arini takjub.

Wanita paruh baya itu melihat kepada Brandon dengan tatapan bingung. Sang Suami mengedipkan mata sembari menarik bibir lebar.

"Kayaknya aku melewatkan sesuatu deh," duga Arini menatap curiga.

"Nggak ada, Sayang. Kita sarapan dulu ya. Mama sama Papa pasti udah nunggu di dalam," ajak Bran merangkul bahu istrinya.

El dan Al hanya senyam-senyum berjalan di belakang kedua orang tuanya.

Keluarga Harun kemudian berkumpul di ruang makan. Mereka menghabiskan sarapan dalam hening, tanpa bersuara.

"El, kamu nanti pulang jam berapa?" tanya Bran melirik putranya.

"Biasa jam 14.00, Pi," jawab El.

"Ya udah, nanti jam 14.00 Papi jemput."

"Mau ke mana, Bran? Tumben," sela Arini masih diselimuti penasaran.

Tak hanya Arini yang heran, Lisa dan Sandy juga demikian.

"Ada deh. Ini bisnis antara ayah dan anak," ujar Bran mengerling kepada El.

Arini manggut-manggut dengan bibir mengerucut. Dia mengalihkan paras kepada Alyssa.

"Nanti pulang Mami jemput juga, Al. Kita jalan-jalan ke mall. Udah lama 'kan nggak keluar bareng," tutur Arini tak mau kalah.

"Ini kok jadi seperti saingan kalian berdua?" komentar Lisa disambut anggukan kepala oleh Sandy.

"Biasa, Ma. Jiwa kompetitif Iin merasa terpanggil, jadinya nggak mau kalah sama aku," ledek Brandon melirik usil istrinya.

"Ya udah, Mami Papi. Aku dan Al pamit berangkat sekolah, takut telat. Nanti aku tunggu jam 14.00 di gerbang ya, Pi," risik El sambil mencolek lengan adiknya.

Bisa panjang cerita kalau mereka masih duduk di sana mendengar perdebatan penuh cinta antara Arini dan Brandon. Haha!

Setelah berpamitan kepada kedua orang tua dan Kakek Nenek, El dan Al langsung ngacir ke luar rumah.

"Kenapa sih buru-buru? Seru tahu lihat mereka gitu," sungut Al enggan meninggalkan kedua orang tuanya yang sedang berdebat manja.

"Kelamaan, Dek. Bisa telat kita nanti."

Kakak adik itu langsung masuk ke mobil. Mereka mengambil tempat favorit masing-masing di bagian belakang. El duduk di sisi kanan tepat belakang supir, sementara Al duduk di sisi kiri.

"Emang mau ke mana sih, Bang?" selidik Al dengan raut penasaran.

El mengangkat bahu seiringan dengan bibir yang melengkung ke bawah. "Nggak tahu juga sih. Tiba-tiba aja Papi ajak pergi. Mungkin beli persiapan pesta."

JUST MARRIED (Trilogi Just, seri-3 / Final)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang