BAB 26: Kenangan yang Akan Hilang

104 9 0
                                    

Arini

"In. Lihat kaus kaki yang warna abu-abu motif kotak nggak?" teriak Brandon saat Arini ada di dalam kamar mandi.

"Ada di kotak tempat kaus kaki, Bran. Tempat biasa," sahut Arini meninggikan volume suara agar terdengar oleh Brandon.

"Nggak ada."

Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka. Arini muncul di sela pintu dengan kening berkerut.

"Nggak ada gimana? Orang aku taruh di situ kok biasanya," balas Iin masih dengan raut bingung.

Dia merapatkan handuk piyama yang dikenakan ketika Bran sedang memandangnya nakal. Iin memutar bola mata sambil mencibir.

"Aku mau berangkat kerja, Sayang. Jangan menggoda gitu ah, nanti bisa telat," kata Brandon pura-pura protes.

Langkah Arini berhenti ketika hampir mencapai lemari. Dia memutar tubuh menghadap Bran dengan menyipitkan mata.

"Apa hubungannya?" Iin berkacak pinggang sehingga bagian tengah piyama sedikit terbuka.

"Tuh 'kan. Hobi banget sih mancing-mancing." Brandon menyeringai dengan pandangan mata tidak lepas dari bagian favoritnya.

Arini geleng-geleng kepala, kemudian mendesah. "Habis kamu nggak bisa tunggu aku selesai pakai baju dulu. Jadinya keluar kayak gini deh," ketusnya kembali menghadap lemari.

Wanita itu berjongkok agar bisa meraih kotak tempat penyimpanan kaus kaki. Dia mencari keberadaan kaus kaki yang ditanyakan Bran tadi.

"Kok nggak ada?" gumamnya tidak tenang. "Biasanya aku taruh di sini loh."

Arini kembali berdiri, lalu mengedarkan pandangan ke sisi lain dari lemari. Dia masih belum menemukan kaus kaki yang dimaksudkan Bran.

Masa iya lupa taruh di mana? Kayaknya emang di sini deh, bisiknya dalam hati.

"Nggak ada, Bran. Pake yang lain aja ya," saran Iin kembali melihat suaminya.

Brandon menggelengkan kepala sambil menyeringai. "Lagi mau pake yang itu. Gimana dong?"

"Nggak ketemu, Sayang. Nanti pulang kerja aku carikan. Kalau sekarang bisa telat loh ke kantornya."

Arini mengusap kening panik. Dia khawatir jika ada kaitan dengan kejadian belakangan ini. Tanpa sengaja pandangannya turun ke kaki Bran dan melihat sepasang kaus kaki berwarna abu-abu motif kotak telah melekat di sana.

Mata Iin mendelik nyalang saat sadar baru saja dikerjai Brandon. "Kamu ngerjain aku ya?"

Brandon langsung terkekeh melihat ekspresi istrinya.

Arini bergerak cepat ke dekat Bran, lalu meluncurkan serangan semut bertubi-tubi di pinggang pria itu. "Rasain nih. Senang banget sih ngerjain aku sampai sport jantung," omelnya galak.

"Habis aku pengin lihat kamu keluar kayak gini, In. Aura seksinya keluar banget tuh, apalagi lehernya masih basah karena tetesan air," bisik Bran di telinga istrinya.

"Sekarang siapa yang mancing-mancing? Mau telat kerja?" balas Arini tersenyum di sudut bibir.

"Eh, jangan. Pagi ini aku ada meeting, Sayang," tanggap Bran was-was.

Lagi-lagi Arini memutar bola mata, kemudian mengambil pakaian dari lemari sebelum beranjak ke kamar mandi.

"Mau ke mana?"

"Ganti baju di dalam."

"Di sini aja," suruh Bran.

"Ogah. Nanti mata kamu jelalatan," ketus Iin melengos masuk ke kamar mandi.

JUST MARRIED (Trilogi Just, seri-3 / Final)Where stories live. Discover now