BAB 29: Ke Mana Harus Kucari?

93 7 6
                                    

Brandon

Brandon mondar-mandir di dalam ruangan Arini. Dia mencoba menghubunginya tidak ada jawaban. Sekretaris juga mengatakan wanita itu sedang ada urusan mendadak tanpa tahu ke mana perginya.

"In, kamu ke mana sih?" desah Brandon saat tidak mendapatkan jawaban.

Pria itu telah menunggu kedatangan Arini sejak satu jam yang lalu, tepatnya sepuluh menit menjelang makan siang. Hingga saat ini Iin belum juga kembali.

Pandangan Bran beredar di seluruh sisi ruangan, termasuk meja kerja Arini untuk mencari petunjuk. Sayang tidak ada satu pun yang didapatkan. Pikiran Brandon mulai ke mana-mana.

Nggak mungkin Iin aneh-aneh. Jangan mikir macam-macam deh, sangkal hatinya.

Bran menarik napas singkat, lalu mengembuskannya perlahan. Dia menekan tombol tiga dalam wakttu yang lama. Tak lama kemudian, terdengar suara lembut dari seberang sana.

"Kenapa, Bran?" sahut Lisa setelah menerima panggilan.

"Ma, Iin ... ada di rumah nggak?" tanya Brandon hati-hati.

"Tidak ada. Bukannya sedang bekerja?" jawab Lisa terdengar bingung.

"Oh, gitu. Tadi katanya ada perlu keluar sebentar, aku pikir langsung pulang," kata Bran mencari alasan.

Setelahnya panggilan berakhir.

Pria itu kembali memikirkan kemungkinan Arini sedang bersama dengan siapa sekarang? Dia menengadahkan kepala melihat plafon sebentar, kemudian kembali menatap meja kerja sang Istri.

Bran segera keluar dari ruangan Arini, lalu berdiri di depan meja sekretaris.

"Ibu benar-benar nggak kasih tahu pergi ke mana?" ujar Bran lagi untuk yang ke sekian kali.

"Benar, Pak. Tadi Ibu hanya bilang ada urusan penting," sahut sekretaris menundukkan kepala takut.

"Nanti kalau Ibu datang, langsung hubungi saya," pungkas Bran sebelum beranjak menuju lift.

Dia memilih mencari Arini sendiri daripada menunggu dalam ketidak pastian. Menurut informasi yang didapatkan, Iin pergi selang satu jam setelah tiba di kantor pagi ini. Artinya hampir lima jam yang lalu.

Tiba di area basemen, Bran langsung masuk ke mobil. Dalam hitungan detik kendaraan jenis sedan berwarna hitam tersebut meninggalkan gedung. Sepanjang perjalanan menuju kediaman keluarga Harun, pria itu tidak berhenti menghubungi istrinya. Erangan terdengar seiringan dengan tepukan keras di setir mobil saat tidak juga mendapatkan jawaban dari Arini.

"Ke mana sih kamu, In? Jangan bikin aku cemas," gumamnya khawatir.

Mobil terus mengitari seputar kawasan Mega Kuningan. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Arini di area tersebut.

"Mall juga nggak mungkin," desah Bran saat ingat istrinya bukan tipe wanita yang suka belanja.

Brandon kembali memutar otak memikirkan kemungkinan tempat yang dituju Arini. Bayangan kehilangan istrinya belasan tahun silam kembali berputar di pikiran. Tepatnya saat awal hamil El.

Pikiran itu segera dihalau oleh Brandon. Dia tidak ingin berpikiran macam-macam dulu sekarang.

Sepuluh menit kemudian, mobil perlahan berhenti di depan pagar kediaman keluarga Harun. Brandon sengaja menaruh kendaraan di luar, agar bisa pergi lagi jika Arini tidak ada di rumah.

"Mobil tidak dimasukkan ke dalam, Pak?" tanya penjaga begitu melihat Bran berjalan memasuki pekarangan.

"Biarin aja dulu, Pak," jawabnya melambaikan tangan.

JUST MARRIED (Trilogi Just, seri-3 / Final)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن