BAB 47: Pengakuan Arini

176 13 11
                                    

Arini

Dua tahun kemudian

"Ayo, Mi. Coba sambung lagi kata-katanya," cetus Al menyemangati Arini.

Gadis itu sedang bermain scrabble di ruang keluarga bersama dengan El dan Arini, sembari menunggu Brandon pulang kantor. Mereka sekarang menyusun kosa kata dalam bahasa Indonesia.

Arini berpikir lama agar bisa membentuk satu kata yang pas dengan kepingan huruf yang sudah tersusun. Dia mengambil huruf C, kemudian huruf T. Setelah diletakkan huruf ketiga, Iin tersenyum puas.

El dan Al saling berpandangan saat membaca huruf tersebut tertukar tempat sehingga tidak bisa dibaca dengan benar.

"Huruf T ditaruh sebelah sini, Mi." Al meletakkan huruf T di samping huruf N. "Nah ini masih kurang G."

Setelah dibenarkan posisinya, baru terbentuk satu kata 'Canting'.

Begitulah perkembangan penyakit Arini sekarang. Kemampuan menyusun kata dan kalimat mulai mengalami penurunan. Dia sering lupa dengan ejaan kata. Bukan hanya itu, terkadang Iin tidak bisa menyusun kalimat yang seharusnya.

"Mami besok mau aku belikan apa?" Kali ini El bersuara. "Besok aku pulang kuliah cepet, jadi bisa mampir beli makanan kesukaan Mami."

El sekarang kuliah di Universitas Indonesia. Dia mengambil jurusan Teknik Sipil, agar bisa meneruskan usaha properti yang diwariskan dari Kakeknya. Sedangkan Alyssa enam bulan lagi akan lulus SMA, tapi masih belum menentukan pilihan akan kuliah di mana. Dia ingin mengambil jurusan Fashion desain, tapi universitas negeri yang memiliki jurusan baru ada satu di Jakarta yaitu Universitas Negeri Jakarta.

"Mami mau ...." Arini berpikir sambil mengingat sesuatu. "Tteokoppi dan Jjayangmun."

Yang dimaksudkan Arini adalah Tteokpokki dan Jjajangmyeon, makanan khas Korea yang disukainya.

"Mami Tteokoppi, Papi Jjayangmun," sambungnya lagi.

El mengangguk cepat. "Besok El mampir ke Mujigae deh belikan buat Mami. Ada lagi?"

Arini menggelengkan kepala. "Jam pulang Papi?"

"Satu jam lagi, Mi. Kenapa kangen ya?" goda Alyssa menaik-naikkan kedua alis.

Bola mata Arini bergerak ke atas sebentar. Dia langsung berdiri sambil mengikat rambut yang tadi tergerai.

"Mami mau ke mana?" tanya Alyssa.

"Mandi. Sebentar Papi pulang," jawab Arini bersiap melangkah ke kamar.

Ketika ingatannya masih bagus, Arini melakukan aktivitas sehari-hari. Tapi ketika teringat dengan masa lalu dan lupa dengan kejadian sekarang, ia hanya duduk di kamar seharian karena bingung dengan kondisi sekitar. Untuk makan sehari-hari, harus dipantau oleh anak-anaknya dan ART.

"Al temenin ya?"

"Mami sendiri aja," tolak Iin tersenyum lembut.

El mengerling kepada Al agar mengikuti ibunya ke kamar, khawatir jika wanita itu lupa di mana letak kamar. Kedua kakak adik itu selalu memastikan Arini baik-baik saja.

Pernah waktu itu Arini lupa di mana meletakkan remot TV. Dia sampai mengacak hampir seluruh isi kamar dan ruang keluarga. Beruntung El melihatnya, sehingga bisa menghentikan apa yang dilakukan oleh Iin.

Al melangkah pelan di belakang Arini sembari mengawasi pergerakannya. Beruntung pintu kamar tidak ditutup, sehingga ia bisa mengintip dari luar.

Arini sedang mengambil sesuatu dari lemari. Satu set pakaian dalam dan baju ganti. Setelahnya, dia melangkah menuju kamar mandi. Dua langkah sebelum mencapai pintu kamar mandi, wanita itu terdiam.

JUST MARRIED (Trilogi Just, seri-3 / Final)Where stories live. Discover now