BAB 25: Selalu Mencintaimu Selamanya

96 10 3
                                    

Brandon dan Arini

Brandon menyandarkan punggung di kursi mobil sambil sesekali mengurut pelipis. Akhir minggu dia harus pergi lagi ke Poris memastikan persiapan ulang tahun pernikahannya sudah mencapai 100%, sekaligus mengurus beberapa dokumen rumah singgah. Pria itu memberikan alasan ingin melihat-lihat rumah yang akan mereka tinggali nanti. Bersyukur Arini tidak pergi hari ini, katanya ingin istirahat di rumah dulu.

Nggak sabar pengin tahu reaksi Iin nanti, bisik Brandon dalam hati sembari tersenyum.

Rumah singgah itu didirikan sebagai pembuktian cintanya kepada Arini. Dia hanya ingin melihat sang Istri bisa berbahagia dikelilingi anak-anak, meski tidak lahir dari rahimnya.

Perlahan mobil memasuki pekarangan rumah keluarga Harun. Tak lama kemudian, Bran melangkah memasuki rumah setelah turun dari kendaraan.

"Gimana, Sayang?" tanya Arini begitu Brandon berada di ruang keluarga.

Di sana ada Alyssa. Gadis itu duduk di samping Arini sembari menonton.

"Masih lihat-lihat sih, In. Belum nemu yang benar-benar cocok," jawabnya setengah berbohong, karena jelas kepergiannya bukan untuk melihat rumah melainkan memeriksa persiapan acara.

"Emang Papi dari mana?" selidik Alyssa dengan tatapan curiga, "tumben weekend keluar tanpa Mami."

"Papi lihat-lihat rumah, Al. Tadi Mami diajak kok, cuma lagi nggak mood ikut aja," bela Arini tak mau suaminya disalahkan.

"Lihat rumah di mana emang, Pi?" Al masih mengajukan pertanyaan.

"Di ... daerah Jakarta Pusat juga, biar lebih dekat dengan sekolah kalian," sahut Bran.

"Oh. Kirain daerah Tangerang," ketus Al kembali melengos lagi ke televisi.

Mata sayu Brandon menatap lama putrinya. Rasa penasaran kini tak bisa lagi dibendung, apalagi setelah melihat ekspresi tidak senang di paras Al.

Bran memilih duduk di samping Alyssa. Gadis itu malah beringsut ke ujung sofa.

Kening Bran berkerut dalam melihat reaksi putrinya. "Kamu kenapa sih, Al? Lagi ada masalah ya? PMS? Kok jutek banget?" canda pria itu.

Biasanya Al membalasnya dengan gurauan juga, tapi sekarang semua berubah. Tidak ada lagi guyonan yang dilontarkan gadis itu. Dia malah memilih berdiri dan beranjak menuju lantai dua.

"Alyssa!" panggil Brandon tegas.

Al memutar balik tubuh dengan tatapan malas. "Kenapa sih, Pi?"

"Sini dulu, Papi mau ngomong!" Brandon menepuk ruang kosong yang ada di samping kiri.

"Bran?" tegur Iin menggelengkan kepala.

"Ini nggak bisa dibiarin, In. Lama-lama mereka semakin ngelunjak," balas Bran menunjukkan wajah protes.

"Nanti aja deh, Pi. Aku lagi nggak mood ngomong," pungkas Al sebelum naik ke lantai dua.

Brandon mengusap keras wajah sambil mendesah. Dia tidak habis pikir kenapa Al jadi ikut-ikutan berubah kepadanya?

"Kamu lihat sendiri tadi, 'kan?" keluh Brandon nyaris frustasi.

"Paling nggak, Al ngomong kenapa bisa berubah kayak gitu?" Brandon menarik napas singkat. "Aku masih bisa maklum jika El marah, karena ada alasannya. Tapi Al?"

Arini mengusap pelan punggung suaminya, mencoba menenangkan. "Nanti aku ngomong lagi ya, Sayang. Sekarang kamu ganti baju dulu gih. Kalau perlu mandi dulu biar dingin nih kepala," anjurnya sembari menyeka rambut Bran.

JUST MARRIED (Trilogi Just, seri-3 / Final)Where stories live. Discover now