BAB 50: Just Married (ENDING)

449 21 15
                                    

Elfarehza

El tersenyum melihat Arini yang masih berkutat dengan papan Scrabble. Sejak lima belas menit yang lalu wanita itu memikirkan bagaimana menyusun abjad menjadi sebuah kata.

"Payung," ujar El menukar letak huruf Y dan G yang salah.

Arini menoleh ke arah El dengan kening berkerut.

"Payung, Mami. Yang biasa kita pakai lagi hujan."

Wanita paruh baya itu mengangguk cepat, kemudian kembali lagi melihat papan Scrabble.

"Sekarang mainnya udah dulu ya, Mi. Ada yang mau aku ceritakan sama Mami." El memegang lengan sang Ibu kemudian membantunya duduk di sofa.

Arini melihat putranya dengan tersenyum samar. Sejak beberapa bulan terakhir ini, dia mengalami penurunan dalam mengucapkan kosa kata. Iin memilih banyak diam dan mendengar cerita El dan Bran, termasuk Al yang baru menikah lima bulan yang lalu.

"Mami masih ingat nggak dulu aku pernah cerita tentang perempuan yang disukai?"

"Suka?" tanya Arini.

El mengangguk sambil tersenyum simpul. "Aku mau lamar dia tahun depan."

"Eh, tapi Mami jangan salah paham dulu. Aku nggak pacaran sama dia, cuma temenan aja sama kayak Mami dan Papi dulu," jelas El kemudian.

Jari-jari Iin membelai lembut paras putranya. Sebuah senyum terukir di wajahnya.

"Cinta Brandon," kata Iin.

"Mami cinta banget ya sama Papi?"

Arini mengangguk pelan. "Ba-nget."

"Doakan aku dan Syifa bisa saling mencintai kayak Mami dan Papi ya?"

"Syifa?"

"Calon menantu Mami," sahut El, "sebenarnya aku belum ngomong apa-apa sih sama dia. Aku juga belum tahu apa Syifa mau sama aku atau nggak. Dia juga belum tahu gimana perasaanku."

Arini kembali mengangguk paham.

"Doakan aja nggak keduluan orang ya, Mi. Sekarang hanya bisa berdoa aja, semoga Syifa dijaga Allah untukku," tutur El semringah.

"Mami doakan." Arini menarik kepala putranya ke depan, lalu memberi kecupan di kening.

Tahun depan El sudah lulus kuliah. Berteman dengan Syifa sejak SMA memberi banyak hal positif dalam akademiknya. Apalagi keduanya mengambil jurusan yang sama di kampus yang sama, sehingga bisa belajar bersama-sama juga.

"Suster." El memanggil perawat yang menjaga Arini.

Beberapa bulan terakhir, Bran mempekerjakan perawat yang bisa mengawasi Arini. Dia tidak tenang meninggalkan istrinya sendirian di rumah. Apalagi Al dan El juga disibukkan dengan kegiatan di perusahaan, ketika tidak sedang kuliah. Begitu juga dengan Alfatih, menantunya. Sandy dan Lisa juga sudah cukup sepuh untuk mengawasi Iin.

"Ya, Mas?" sahut Suster setelah berada di ruang keluarga.

"Aku mau ke kamar sebentar. Tolong jagain Mami," pinta El sebelum beranjak ke kamar.

Pria itu segera naik ke kamar, berniat membersihkan tubuh. Sejak pulang kuliah, dia sudah menemani Arini bermain Scrabble. Sebentar lagi Brandon pulang, jadi El bisa meninggalkan ibunya sebentar dengan perawat.

Air dingin terasa begitu menyegarkan ketika menyapa kulit berwarna kuning langsat itu. El tampak begitu menikmati guyuran air shower. Dia membiarkan cairan bening itu membersihkan tubuhnya sembari menyeka kulit dengan sabun.

"Mas El." Samar terdengar seseorang memanggil dari luar kamar diselingi ketukan pintu.

Kening El berkerut ketika berusaha mendeteksi pemilik suara.

JUST MARRIED (Trilogi Just, seri-3 / Final)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora