14

10.4K 2K 218
                                    

Warning!!

Ada adegan yang bakal buat klian sesak nafas!!

Selamat membaca!! ^^

***



"Dok?!!"

Tasya mematung di tempatnya.

"Pasien udah kehilangan banyak darah, dok!!"

Bagaimana, jika ia membiarkan pria di depannya, meninggal? Apa kehidupan keluarganya, akan kembali seperti semula?

"Dokter tasya!!"

Plakkk

"Sadar, sya! Kamu dokter!"

Para perawat dibuat bingung dengan perilaku tasya. Tidak seperti biasanya, tasya bersikap lamban dalam menangani pasien.

"Kak lina, panggil dokter didi," Instruksi tasya. "Siapin ruang operasi. Hubungin juga keluarganya."

"Baik, dok!"

Tasya lalu bergegas pergi, untuk mengganti pakaiannya, dengan pakaian yang sering digunakan untuk operasi.

Walaupun ia hanya akan menjadi asisten di ruang operasi, tapi kinerjanya juga menentukan jalannya operasi. Karena itu, tasya kembali menguatkan hatinya.

"Fokus, sya. Jangan pikirin masalah pribadi kamu. Ini udah tugas kamu."

Tasya terus mengingatkan dirinya sendiri, karena orang yang akan ia operasi, adalah aresta putra mahardika. Orang yang telah mencoba membunuh keluarganya sendiri.

"Oke, sya. Fighting!"

Pandangan tasya berubah fokus, saat dirinya melangkah masuk ke dalam ruang operasi.

Dengan sudut pandang sebagai seorang dokter, anastasya mulai melakukan prosedur medis, untuk menyelamatkan nyawa aresta.

"Mess."

***

Di luar gedung rumah sakit, celcius berdiri, memerhatikan tasya yang berlari mengikuti brankar ambulance.

Nyawa orang yang akan tasya tolong saat ini, adalah orang yang ingin celcius bunuh beberapa saat yang lalu.

Sungguh ironi. Ketika celcius berusaha mencabut nyawa seseorang demi wanita yang ia cintai, takdir malah menertawai usahanya.

Wanita yang ia cintai, justru menjadi penyelamat orang yang ia berusaha bunuh, dengan tangannya sendiri.

"Apa yang udah aku lakuin?"

Celcius menatap tangannya. Ia bisa melihat warna darah, walau jari-jarinya saat ini bersih tak bernoda. Belum lagi, bau dari cairan kental berwarna merah itu, tidak bisa hilang dari penciuman celcius.

"A-aku..." celcius kembali bungkam. Sekarang, ia bahkan merasa jijik dengan dirinya sendiri.

"A-aku, udah bukan manusia."

***

Matahari telah terbit, ketika tasya menyelesaikan shift malamnya.

Hari ini, bukan hanya tubuhnya yang butuh istirahat. Tapi, pikirannya juga. Sepanjang operasi, tasya terus berpikir untuk membiarkan aresta mati di meja operasi. Tapi, tubuhnya berkata lain. Ia melakukan hal yang sebaliknya. Ia berusaha begitu keras untuk tidak melakukan kesalahan, agar nyawa aresta bisa tertolong.

"Kamu dokter, sya," ucap tasya untuk yang kesekian kali.

Namun, pikiran tentang ayahnya, ibunya, lalu miranda, kembali menghantui benaknya.

Devil For Rent - Fix You (END)Where stories live. Discover now