23

8.8K 1.9K 291
                                    

Apa kabar semuanya. Semoga kalian tetap sehat.

Selamat membaca!! ^^



***





"Kak?!! Kakak apa-apaan, sih?!!" Seru tasya, saat melihat miranda menampar celcius.

"Keluar?!!"

"Mir? Tenang dulu."

"Kenapa?! Mau belain teman kamu?!" Tanya miranda, sambil menatap gori dengan tajam.

"Miranda?! Kamu apa-apaan?!"

Miranda menoleh ke arah jihan, sambil menunjuk celcius. "Kalau bukan karena dia, tasya gak akan lakuin hal bodoh kayak gini, ma!"

"Kak?!! Dia yang udah tolong aku!!" Seru tasya, tak terima miranda menyalahkan celcius.

"Emang udah seharusnya dia tolong kamu!!"

"Maksud kakak apa?!!"

"Sya? Udah." Celcius maju, dan menenangkan tasya. "Ini rumah sakit."

"Tapi, cel!"

"Gak apa-apa," ucap celcius, sambil tersenyum. Celcius lalu membungkuk ke arah jihan dan juga miranda. "Maafin aku, tante, mir. Aku pamit dulu."

"Cel?!! Tunggu!!"

"Tasya?!!" Miranda mencekal tangan tasya, sehingga tasya tak dapat mengejar celcius.

"Lepasin!!" Tasya menghardik tangan miranda, tapi miranda langsung maju, dan menghalangi tasya. "Minggir!!"

"Sadar, tasya! Dia bukan celcius yang kamu kenal dulu!"

Tasya menatap miranda lekat-lekat. "Kamu tau apa soal dia?"

"Aku tau! Dia itu pembunuh, sya! Sadar!"

Semua orang dalam ruangan heru bungkam seketika. Sesaat, mereka telah lupa dengan identitas celcius. Tapi, miranda kembali mengungkit hal yang menyakitkan untuk didengar, apa lagi oleh tasya.

"Tutup mulut kamu!" Ucap tasya, dengan suara rendah.

"Maksud kamu apa, miranda?" Jihan yang sejak tadi hanya memasang telinga, akhirnya maju, dan menengahi pertengkaran kedua putrinya. "Tasya? Ada yang gak kamu ceritain ke ibu?"

Tasya dan miranda masih saling menatap. Sedangkan geri dan gori yang sejak tadi menonton, tak bisa berkata apa-apa.

"Celcius itu mafia, ma. Dia udah banyak bunuh orang. Dan begonya, tasya malah ikut-ikutan sama dia!"

"Kamu tau apa soal celcius?! Kamu dengar dari mana?! Hah?!"

"Tasya?!" Bentak jihan. "Kamu juga!" Jihan menoleh ke arah miranda. "Kamu jangan ngomong sembarangan!"

"Aku?! Kalau mama gak percaya, mama bisa tanya gori!"

Glup

Gori mulai merasa gugup. Ia tidak menyangka, situasi akan menjadi seperti ini.

"Jadi semua karena kamu?" Tasya mengalihkan pandangannya ke arah gori.

"Maaf, sya," ucap gori. Ia merasa hal ini terjadi karena dirinya. "Aku bisa-"

"Gak!" Potong tasya. Tasya menatap semua orang dalam ruangan itu, kemudian tersenyum. Ia tidak menyangka, semuanya berbalik menyudutkan celcius. "Oke! Semua yang miranda bilang soal celcius, emang benar!"

Mata jihan membulat seketika. "Maksud kamu apa, tasya?"

Tasya menatap ibunya, walau air mata mulai mengalir melewati pipinya. "Aku tau! Aku tau, celcius bukan cowok baik! Terus kenapa?!" Tasya menoleh ke arah miranda. "Kamu pikir, siapa yang udah selamatin kamu waktu diculik?!!"

Devil For Rent - Fix You (END)Where stories live. Discover now