38

8.1K 1.7K 201
                                    

Selamat sore.

Gak nyangka, udah hampir 70 orang yang join dengan grup untuk menjadi karakter dan bermain game dengan aku.

Makasih untuk kalian smua.

Untuk pendftaran karakter dalam novel aku, aku tutup sebentar mlm.

Selamat membaca. ^^





***









"Buk?!!"

Iriana mengangkat kepalanya, menatap salah satu resepsionis yang seharusnya berada di lantai satu.

"Ada apa?! Kamu ngagetin saya! Tau, gak?!"

Resepsionis yang berada di ambang pintu ruangan iriana, menunjukan wajah gelisah. "I-itu, buk-"

"Itu apa?!" Bentak iriana.

Beberapa saat yang lalu, iriana sedang memeriksa dokumen terkait titanium. Namun kini, konsentrasinya telah buyar karena dikejutkan oleh nana.

"Nana?! Kok malah bengong?! Ada masalah apa?!"

***

Malam sebelum penyusupan...

"Namanya iriana velyn lawrance," papar celcius, sambil menunjuk foto dan biodata iriana yang tertempel di whiteboard. "Dia orang kepercayaan ares, setelah dimas. Tapi kita gak perlu khawatir. Dimas udah keluar dari game kali ini."

Semua orang mendengarkan celcius dengan seksama.

Beberapa hari lalu, foto dimas yang dihajar habis-habisan, dikirim kepada celcius oleh nomer tidak dikenal. Setelah itu, kabar dimas tak pernah lagi celcius dengar. Tapi, tak perlu menebak siapa dalang dari kejadian tersebut.

Yang terpenting, rencana celcius menggunakan musuh sebagai pion telah berhasil. Ia tidak rugi sedikitpun.

"Jadi, gimana caranya kita hadapin iriana?" Tanya tasya.

Celcius tersenyum, karena info yang ia dapatkan sangat membantu mereka dalam misi kali ini. "Iriana mungkin pintar. Tapi ada satu kekurangan dia."

Semua anggota olympus mengerutkan kening mereka.

"Kekurangan?" Tanya erika.

Celcius mengangguk, lalu menyeringai.

"Iriana, sering ngalamin serangan panik."

***

"Apa?!!" Seru iriana, terkejut, ketika mendengar kabar dari resepsionis di depannya. "Udah hubungin pak ares?!"

"S-sudah, buk. Tapi gak di jawab."

"Ok! Kamu turun, minta mereka tunggu lima menit lagi!"

Saat resepsionis tersebut mencapai pintu, iriana kembali berteriak kepadanya.

"No! Nana?! Sepuluh menit! Ya! Minta mereka tunggu, sepuluh menit lagi!"

Nana mengangguk, kemudian pergi dari ruangan iriana.

"Sialan!" Umpat iriana, sambil menempel telepon ke telinganya. "Sial! Jaringan aku kenapa?!" Keluh iriana, ketika panggilannya tak bisa tersambung dengan aresta.

"Aku harus gimana?!" Keluh iriana, sambil bergerak gelisah dalam kantornya. "Shit! Gak ada waktu!"

***

Di lantai satu, celcius tersenyum, lalu berbicara dengan gea di seberang. "Good job, gea."

***

Gea tersenyum tipis, sambil menatap layar laptop di depannya. "Tenang aja. Mereka gak akan bisa hubungin ares," ucap gea, lantas menyeruput kopinya.

Devil For Rent - Fix You (END)Where stories live. Discover now