39

8K 1.7K 162
                                    

Maaf terlambat. Hari ini aku vaksin kedua dan antrinya sampai sore.

Tapi akhirnya bisa tetap nulis dan up chpter terbaru, walau ngantuk parah.

Kalau nemu typo tandain ya. ^^

Komen klian di chap sebelumnya, bakal aku balas nnt.

Selamat membaca. ^^







***




Di cafe devil for rent, gilang bersama beberapa anggota olympus, sibuk berdebat dengan polisi.

Dari yang awalnya hanya percekcokan mulut biasa, mulai berubah menjadi saling dorong, hingga bentrokanpun tak dapat dihindari.

"Tangkap mereka!!" Seru para polisi yang berusaha menerobos ke dalam dapur.

Namun, para anggota olympus tetap gigih melawan. Saat keadaan mulai diluar kendali, seorang wanita cantik bertubuh mungil masuk ke dalam cafe, dan berbicara dengan lantang.

"Kalian ngapain?!!"

Ares dan dominic yang sejak tadi tersenyum bahagia, mulai merasa khawatir karena kedatangan wanita tersebut.

"Kalian punya surat izin?"

Para polisi saling menatap.

"Oh? Gak punya?"

Wanita itu melangkah angkuh, melewati ares dan juga dominic.

Dengan percaya diri, ia berdiri di hadapan para polisi, lalu menunjukan kartu namanya.

"Saya miranda, seorang pengacara."

***

Nafas iriana memburu, dan keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.

"S-sial!" Batin iriana, ketika gejala serangan panik yang sudah lama tidak ia alami, kembali muncul di saat yang tidak terduga.

"Hei?!! Look at me!! Are you hear me?!!"

Iriana memalingkan wajah, menatap wanita berambut pirang yang tadi menamparnya. Intimidasi yang ia rasakan dari wanita tersebut, membuat iriana mulai gagap saat bicara.

"S-sorry. I-"

"Silent!!" Wanita pirang itu maju, dan mencengkram pipi iriana keras-keras. "Listen to me!"

Iriana mengangguk. Bola matanya bergetar, berusaha menahan air mata agar tidak tumpah.

"Kalau dalam sepuluh menit, kami tidak bertemu dengan pemimpin perusahaan ini, maka kerja sama kita akan berakhir hari ini!"

Sekali lagi, Iriana mengangguk dengan patuh.

Walau wanita pirang telah melepas cengkramannya, tapi iriana tetap merasa panik dan ketakutan. Kepala iriana semakin pusing, dan bibirnya mulai kering. Ia tidak lagi dapat berkata-kata.

"Jadi, apa kau akan membiarkan kami berdiri di sini?"

Iriana menoleh, menghadap pria yang berbicara. Matanya sudah tak lagi fokus karena serangan panik.

"Hei?! Apa tidak ada ruangan untuk menjamu tamu, di perusahaan sebesar ini?!"

Tidak seperti biasanya, iriana tidak dapat mengambil keputusan. Ia menjadi linglung, sehingga semua suara seperti menghilang ditelan bumi.

"Apa kau akan terus diam?!!" Bentak wanita berambut pirang.

Seperti baru tersadar, iriana buru-buru mengangguk, lalu mempersilahkan para utusan dari extraordinary company, untuk naik ke lantai sepuluh, menuju ruang meeting.

Devil For Rent - Fix You (END)Where stories live. Discover now