17

9.5K 1.8K 260
                                    

Selamat, DFR ada di posisi 1 cerpen!! ^^

Terima kasih buat semua yang udah baca DFR, sampai ke sequelnya, Fix You.

Love u all, 100°C.

***



Di dalam ruangan aresta, dominic duduk di samping pria itu, dan berbicara dengan sekretarisnya, iriana.

"Jadi, ada yang masuk ke mansionnya, terus nembak dia?"

Iriana mengangguk.

"Kamu udah periksa semua CCTV?"

"Sudah. Tapi waktu itu cctv gak berfungsi. Orang-orang yang ada di ruang kendali, semuanya juga pingsan."

Dominic mengangguk, mendengar semua penjelasan iriana. "Jadi, gak ada bukti yang ditinggalin?"

"Iya. Gak ada."

Dominic mulai merasa curiga. Ini bukanlah pekerjaan yang dapat dilakukan oleh seorang amatir. Dan lagi, menggunakan pistol yang tidak dapat diidentifikasi siapa pemiliknya, membuktikan bahwa rencana pembunuhan aresta, dilakukan oleh orang yang telah berpengalaman.

"Mulai sekarang, perketat penjagaan aresta. Bilang ke media, kalau aresta dirawat karena usus buntu."

Iriana mengangguk, sambil mencatat semua perintah dominic. Sebenarnya, iriana hanya pernah bertemu michael. Kerja sama antara michael dan aresta untuk mengambil alih titanium, juga di ketahui oleh iriana. Karena itu, iriana mendengarkan dominic yang adalah orang kepercayaan michael.

Michael yang masuk penjara, lalu dua orang publik figur yang terkena skandal terkait kepemilikan sabu, itu semua juga bagian dari rencana mereka.

Dominic menatap iriana, lalu kembali memberi perintah. "Cegah semua informasi soal kejadian ini. Kalau sampai orang-orang yang ada dipihak kakeknya tau, posisi ares bisa aja terancam. Ini juga gak baik buat citra rajawali group."

Iriana kembali mengangguk, dan mencatat semua yang dominic katakan.

"Oh iya. Ares udah setuju, untuk jadi investor titanium, kan?"

"Sudah. Semua berkas juga udah di siapin tim legal."

Dominic kembali mengangguk. "Kalau gitu, aku yang bakal jadi direktur baru titanium?"

"Iya. Semua sudah diatur sama tim legal rajawali group. Itu masuk jadi salah satu syarat untuk investasi."

Lagi, dominic tersenyum, karena semua yang ia rencanakan, berjalan dengan lancar sejauh ini.

"Aku bakal balas semuanya, celcius."

***

Glup... glup... glup...

"Ahhh..." gori kembali menaruh botol air mineral kedua, yang telah ia teguk hingga habis. "Jadi, yang nembak aresta, kamu?"

Celcius kembali mengangguk.

Gori menatap sekeliling cafe, yang untung saja sepi pengunjung saat itu.

"Cel? Kamu tau, kan? Kita gak pernah ambil nyawa orang."

Celcius tetap bungkam. Ia tau hal itu, namun ia tidak punya pilihan lain. Membunuh aresta, adalah jalan paling cepat untuk mengakhiri kemalangan keluarga sanjaya. Lagi pula, hal itu juga sudah biasa ia lakukan selama di italia dan london.

Atau... masih ada jalan yang lain, namun celcius telah terbiasa dengan membunuh?

"Cel?"

Celcius mengangkat wajahnya, dan menatap gori.

Devil For Rent - Fix You (END)Where stories live. Discover now