13

10.5K 2K 123
                                    

Happy 8k FY, dan 130k DFR!!

Love u all CeTa!!

Udah gitu aja. :D

Jangan lupa vote dan komen.

Selamat membaca!!

***




"Bun? Ayah gak mungkin nyelundupin barang. Aku yakin. Hiks..."

"Iya, sayang. Bunda tau." Dengan sabar, jihan menenangkan anak bungsunya yang menangis, karena masalah yang melilit heru.

"Bangsat!! Ini pasti, kerjaan aresta!!"

"Miranda!!" Bentak jihan, saat mendengar miranda mulai mengumpat.

"Kenapa, ma?! Emang benar, kan?! Coba mama pikir. Mulai dari kecelakaan mama sama papa. Terus, papa yang keracunan. Sekarang, papa malah dituduh, nyelundupin barang buat hindarin pajak. Mama pikir, semua ini kebetulan?! Aku yakin, si brengsek aresta, yang udah rencanain semuanya!!"

"Kak?!!"

"Apa?!!"

Tasya berdiri, lalu menatap miranda dengan tajam. "Bisa, gak? Ngomong yang sopan sama bunda?"

"Emang yang aku bilang salah?! hah?!! Kamu juga pasti tau, kan?!! Terus kenapa kamu diam aja?!!"

Tasya mendekati miranda, dan menghujam miranda dengan tatapannya. "Kakak pikir, aku diam karena aku mau?!! Kakak pikir, marah-marah di sini bisa kelarin masalah?!!"

"Ya sudah!! Kenapa kalau aku marah?!! Salah, kalau aku marah?!!"

Karena mulai tersulut emosi, miranda balas menatap tasya, tak kalah sengitnya.

"Sudah. Ini rumah sakit," ucap jihan, mengingatkan kedua putrinya yang saat ini saling berdebat.

Karena tak ingin menambah masalah, tasya akhirnya kembali duduk, membelakangi miranda.

Saat ini, heru telah dipindahkan ke ruang VVIP. Walau nyawanya tertolong, tapi dirinya masih dalam pemantauan dan perawatan intensif.

"Bun? Bunda baik-baik aja?"

"Iya. Ibu baik-baik aja." Jihan menunduk, dan menyeka air matanya.

Selama ini, heru selalu ada, mendampingi setiap masalah dan lika-liku hidup yang dihadapi oleh dirinya. Bukan hanya untuk jihan, tapi untuk keluarga mereka.

Heru, adalah sosok pria yang kuat dan bertanggung jawab. Namun, saat ini, pria yang sudah seperti pahlawan bagi ketiga wanita dalam keluarga sanjaya, terbaring lemah dan tak sadarkan diri.

"Aku harus gimana, mas?"

"Bun?" Tasya yang melihat air mata ibunya, langsung merangkul jihan. "Maaf, bun. Aku sama kakak, malah buat bunda tambah sedih."

Miranda yang juga merasa sedih dan frustasi, mendekati tasya dan ibunya, lalu merangkul jihan dari sisi yang berlawanan dengan tasya.

"Maaf, ma. Aku gak dewasa. Aku malah marah-marah di saat gini."

Ketiga wanita itu saling merangkul, dan menguatkan satu sama lain.

Jika biasanya, heru yang berdiri sebagai penopang dan pelindung keluarga sanjaya, maka kini, ketiga wanita yang selalu di lindungi heru, berjanji untuk mengganti posisi heru, dan melindungi keluarga kecil mereka.

***

Di luar ruangan heru, seorang pria bermata biru sedang bersandar di dinding, dan mendengar semua percakapan dari dalam ruangan tersebut.

Devil For Rent - Fix You (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant