43

8.8K 1.7K 121
                                    

Jangan lupa follow, vote, komen, dan share cerita DFR.

Selamat membaca. ^^





***








"Jadi, anda mau saya gantiin ares, sebagai presiden direktur yang baru?"

Bagaskoro mengangguk. "Setelah kamu berhasil ambil dokumen dalam brankas ares, beberapa pemegang saham bakal berpihak ke kita. Tapi, kita harus bergerak hari itu juga."

Celcius mengerutkan keningnya. "Kenapa harus buru-buru? Bukannya kartu mereka udah ada di tangan kita?"

Bagaskoro menggeleng. "Kalau aresta sampai sadar dokumen dalam brankasnya hilang, dia bakal pakai cara lain untuk ngancam para pemegang saham. Karena itu, kita harus gerak cepat buat turunin aresta dari posisinya."

Celcius tidak menjawab. Ia masih mempertimbangkan usulan dari bagaskoro. Celcius setuju kalau mereka harus bergerak cepat. Tapi, ia tidak ingin lagi terlibat dalam konflik dunia bisnis. Sudah cukup ia menjalani hari-hari yang sulit, saat ia berada di italia dan inggris.

"Saya setuju, kita langsung gerak buat turunin ares dari posisinya. Tapi, untuk jadi presiden direktur yang baru, saya punya orang yang lebih cocok."

Bagaskoro mengerutkan keningnya. Ia menawarkan posisi itu pada celcius, sebagai imbalan karena bermurah hati pada rajawali group. Tapi, ia juga tidak bisa langsung menyetujui usul celcius, yang menawarkan orang lain sebagai gantinya.

"Apa saya boleh tau, siapa orang yang kamu usulkan?"

Celcius menyeringai, karena ini akan menjadi akhir yang mengejutkan bagi ares. "Untuk sekarang, saya belum bisa nyebut nama dari orang yang saya usulkan. Tapi, saya janji, dia punya kapasitas dan kredibilitas untuk mimpin rajawali group."

Mendengar kata-kata celcius, pikiran bagaskoro mengacu pada orang-orang di dalam olympus, yang tentunya sangat dipercayai oleh pria berambut putih itu.

Pertanyaannya, siapa orang yang akan dicalonkan oleh celcius?

***

Di ruang meeting rajawali group, semua orang menatap celcius dengan pandangan bertanya.

"Kakek?!! Kakek gak-"

"Pak Aresta!!" Potong bagaskoro. "Ini bukan rumah!! Dan di sini, saya bukan kakek kamu! Tolong jaga sikap kamu di depan para pemegang saham!"

Ares mengatup mulutnya rapat-rapat. Seharusnya, ia membunuh kakek tua itu, sama seperti ia membunuh orang tuanya.

Ares menenangkan amarahnya, lalu kembali berbicara. "Mungkin pak bagaskoro sudah pikun. Tapi rapat ini hanya bisa dihadiri para pemegang saham. Dan lagi, kita belum tau latar belakang serta pendidikan dari kandidat yang baru. Kalian semua bisa liat, kan? Tampangnya sudah kayak preman. Apa kalian mau? Rajawali group dipimpin sama preman jalanan?"

Para pemegang saham saling melirik. Perkataan ares memang ada benarnya bagi mereka.

"Ehem!" Bagaskoro berdehem, menarik perhatian semua orang kembali kepadanya. "Jadi, kalau kalian mempertanyakan pendidikannya, itu berarti kalian ragu dengan saya, yang mendirikan rajawali group hingga sekarang hanya dengan ijasah sekolah dasar?"

Semua orang kembali menunduk.

Bagaskoro menoleh ke arah celcius, lalu berbicara, "Mungkin kalian belum tau. Tapi, pria di samping saya adalah kepala keluarga camorra."

"Camorra?"

"Kepala keluarga?"

"Camorra? Pengusaha besar dari italia?"

Devil For Rent - Fix You (END)Where stories live. Discover now