19. Syukuran Hanif

18 7 2
                                    

Dira dan mamanya baru saja pulang dari pasar. Ada beberapa macam bahan makanan yang akan mereka olah menjadi 4 menu. Menu pertama lele bumbu kuning, sayur sup, tempe mendoan, dan terong balado. Mama Dira sengaja mengundang Dava pukul 9 agar tidak terlalu pagi datangnya, meskipun sebenarnya Dira dan mamanya sudah mulai mengolah makanan pada pukul 8. Namun, tepat pada pukul 9 pagi, Dava menepati janjinya pada mama Dira. Buru-buru Dira membuka pintu dan meminta Dava untuk masuk dan langsung menuju dapur.

Dava tahu harus mengenakan pakaian terbaik untuk hari ini. Meskipun sederhana yang penting rapi dan bersih. Dava mengenakan celana jin hitam dan kemeja abu-abu polos. Perhiasannya hanya jam tangan hitam di pergelangan tangan kiri. Rambutnya ia rapikan sehingga membuat Dira agak melongo terpesona, tapi hanya Dira pendam sendiri. Mama Dira menyambut Dava dengan baik.

"Wah, gantengnya Nak Dava. Terima kasih loh sudah memenuhi undangan Tante. Tepat waktu lagi. Tante senang kamu bisa datang."

"Sama-sama Tante. Saya juga senang dan merasa terhormat sudah dipercaya untuk datang ke syukuran kakak Dira."

Saat Dava menyebut nama Dira, Dava menoleh pada Dira dan memberinya senyuman. Dira hanya tersipu malu dan ikut tersenyum. Mama Dira tentu melihat itu.

"Oh ya, jadi Hanif itu pulangnya setelah zuhur. Jadi, kita akan membuat surprise 4 menu makanan. Menu pertama lele bumbu kuning kesukaan Hanif, menu kedua terong balado kesukaan Dira, terus ketiga sayur sup isi wortel, brokoli, kubis, bakso, kembang tahu, dan jamur tiram. Menu terakhir tempe mendoan. Nak Dava bisa masak?"

"Kebetulan... nggak jago Tante hehehe," cengir Dava. "Tapi kalau cuma masak tempe mendoan dan sup, saya bisa," jelas Dava.

"Ya sudah, Dira bantu Dava masak tempe mendoan dan sup ya. Dira malah nggak bisa masak itu Nak Dava. Sekalian diajari ya."

"Siap Tante."

Dira yang diperintah oke-oke saja. Pertama Dava dan Dira memasak sayur sup. Soal bumbu, Dava yang mengolah, Dira hanya diminta Dava untuk membersihkan sayuran, bakso, kembang tahu dan jamur tiram. Setelah sudah dibersihkan, Dira diminta Dava untuk memotong bakso kecil menjadi 2 bagian, memotong kembang tahu sesuai yang Dava ajarkan, memotong wortel, dan memilah jamur tiram. Semua Dava yang mengajari. Dava mengurus brokoli, bumbu, dan kubis. Setelah semua siap, bahan-bahan dimasukkan satu per satu. Mama Dira mengamati cara Dava memperlakukan Dira dengan baik. Mamanya hanya tersenyum diam-diam sembari memasak di kompor sebelah.

Setelah selesai memasak sayur sup, saatnya memasak tempe mendoan. Dava dan Dira menyiapkan tepung ke dalam mangkuk besar. Baru Dava akan menjelaskan cara memasaknya, dengan iseng, Dira mencolek hidung Dava dengan tepung. Dira terbahak dan Dava ikut tertawa, lalu mengadu ke Mama Dira.

"Tante, anaknya iseng nih," adu Dava yang kemudian gentian mencolek hidung Dira menggunakan tepung.

Tak puas, Dira mencolek lagi tepungnya ke jidat, tulang pipi, dan dagu Dava. Dira dan mamanya tertawa, lalu Dava membalas perbuatan Dira sama seperti yang Dira lakukan padanya.

"Aduh, Aduh, ini kok malah jadi pada main tepung. Dira... udah isengnya. Dava udah tampil ganteng-ganteng malah kamu cemongin mukanya. Kasihan. Udah, cuci muka sana."

Dira hanya terbahak. Dava dan Dira menuju wastafel untuk cuci muka. Dava cuci muka duluan. Selesai cuci muka, tangannya ia kibaskan ke muka Dira.

"Ih, Mama... Dava iseng nih," adu Dira gentian.

"Kan kamu yang mulai," bela mama Dira untuk Dava.

Dava menjulurkan lidahnya untuk Dira, lalu perempuan itu hanya manyun dan segera cuci muka. Keduanya melanjutkan memasak mendoan. Setelah semua makanan siap, Dira, mamanya, dan Dava meletakkan itu semua di meja makan.

Merayakan Cinta ✔ [NEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang