23. Kembali Baik

30 11 5
                                    

Jangan lupa VOTE / Komen YA! :)

---------------------------------------------

Keindahan bukan hanya tentang kebersamaan

Namun juga tentang saling memaafkan


Sesuai kesepakatan via chat, Dava dan Dira bersiap diri untuk mewawancari salah satu UKM dan organisasi di kampusnya. Mereka sudah janji dengan narasumber untuk bertemu pukul 10 pagi di kampus. Berhubung belum lama ini mereka mendapati informasi tentang UKM silat yang baru saja menjuarai lomba peringkat 1 tingkat nasional, mereka memutuskan untuk mewawancarai ketua umum UKM silat yang ada di kampusnya. Kemudian juga mewawancarai event yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas tentang festival budaya di malam minggu kemarin. Supaya cepat beres, Dava mewawancarai perlombaan UKM, sementara Dira mewawancarai festival budaya BEM FIB.

Entah kenapa semenjak Dava hadir dalam hidup Dira, Arkan menjadi merasa tersaingi. Pertanyaan Sifa tentang apakah dirinya mencintai Dira selalu berputar-putar mengusik pikirannya. Arkan jadi curiga dengan dirinya sendiri, apa jangan-jangan dari SMA perasaan tersaingi ini karena dirinya sudah mencintai Dira sejak lama. Arkan menyesal pernah berkata pada Dira untuk jangan menunggunya dan jangan mencintainya. Sekarang ia mengakui pada dirinya sendiri kalau dia benar cemburu ketika Dira bersama Dava. Arkan benar-benar menyesal. Sifa yang tahu kalau Dira akan wawancara minggu ini ke basecamp BEM FIB buru-buru menghampirinya selepas Dira selesai wawancara.

"Gila lo Dir, parah banget bohongin gue. Lo pergi sama siapa? Katanya lo mau nonton sama Arkan kamis malam. Gue keceplosan ngomong pas Arkan telepon tauk!" tanya Sifa pura-pura tidak menduga kalau Dira pergi bersama Dava.

"Sorry... udah nggak apa-apa biarin aja Arkan tahu. Gue berubah pikiran. Kan gue belum baikan sama Arkan. Ya kemarin gue pergi sama Dava."

"What?! Lo pedekate ya sama Dava?!" tanya Sifa penasaran, pura-pura tidak tahu.

"Idih, mulut! Ya nggak lah! Gue cuma bales budi aja sama dia karena pernah gratisin gue nonton konser Kunto Aji. Gitu aja kok."

"Oh... kirain. Terus lo mau sampai kapan menghindar dari Arkan kayak begini? Kasihan tuh anak panik banget nggak ada kabar dari lo. Katanya juga dia mau ngomong beberapa hal sama lo."

"Halah, ya paling yang mau dia tanya cuma kenapa kemarin gue tampar dia, kenapa gue ngejauh dari dia, dan lain-lain itulah yang isinya marah-marah sama gue doang. Temenan bertahun-tahun sama dia bikin gue gampang nebak dia, Sif."

"Ya tapi setidaknya lo selesaikan lah masalah itu baik-baik. Jangan terus-terusan lo menghindar kayak begini. Katanya lo cinta sama dia."

"Gue menghindar buat nunjukin kalau gue bisa aja menjauh kalau sikap Arkan kayak gitu terus. Gue tertekan Sif. Gue pingin Arkan ngerasain akibatnya ditinggalin. Gue selalu ngalah buat dia, tapi semakin gue ngalah dia semakin ngelunjak. Justru gue cinta, gue nggak pingin dia jadi orang jahat terus. Bukannya lo sendiri yang bilang ke gue, kalau gue harus tegas? Kenapa lo jadi bela Arkan? Ada apa sama lo? Lo suka sama dia?"

Sifa terdiam. Suka dengan Arkan? Sifa tidak tahu bagaimana hatinya selama ini menjadi pundak di setiap masalah Arkan dan Dira. Sisi lain, ada benarnya apa kata Dira tentang dia harus bisa tegas dengan dirinya sendiri. Tapi mau sampai kapan Dira menghindar.

"Gue duluan, itu Dava udah jemput gue," izin Dira kepada Sifa yang langsung direspon untuk hati-hati.

Memang Sifa yang menyuruh Dira untuk tegas, tapi tidak untuk berlama-lama menghindar dan lost kontak dengan Arkan. Buru-buru Sifa mengetik pesan untuk Arkan kalau Dira sudah selesai wawancara dan sedang perjalanan pulang ke rumah. Hal itu dilakukan Sifa agar Arkan bertemu dengan Dira. Mereka tetap harus menyelesaikan perkara itu dengan komunikasi.

Merayakan Cinta ✔ [NEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang