32. Memaafkan

32 12 3
                                    

Jangan lupa VOTE / Komen YA! :)

---------------------------------------------

Ketika dia sudah banyak berjuang, tapi diabaikan.

Sekarang menjadi bumerang bagi diri sendiri karena dilewatkan.

Arkan menggenggam batu kecil, lalu melemparkan sekuat tenaganya ke dalam danau. Ia masih tidak terima dengan kenyataan bahwa Dira menolak cintanya. Ia masih kecewa dan bertanya-tanya kenapa. Dira tidak bisa dihubungi berhari-hari dan tidak mau ditemui. Sifa berkali-kali yang selalu menemani Arkan untuk menyampaikan bahwa Dira butuh waktu. Arkan tidak sabaran dan selalu marah-marah sendiri.

"Sampai kapan Sif!?"

"Ar, cinta nggak harus saling memiliki! Kamu nggak bisa menguasai semua perempuan yang kamu mau. Dira berhak atas pilihan dia sendiri. Coba aja kalau kamu mau ngontrol emosi kamu, Dira nggak akan ngejauh dari kamu sampai selama ini cuma buat jawab pernyataan cinta dari kamu."

Arkan lalu duduk di samping Sifa sambil menekan keningnya. Sifa meraih tangan Arkan yang menekan keningnya, lalu menggenggamnya.

"Ar, belajar buat jadi orang yang lebih sabar. Andai Dira tolak cinta kamu bukan berarti dia mau menjauh dari kamu. Dia bakal tetap jadi sahabat kamu. Tapi kamu sabar! Gimana Dira mau ngejelasin kalau kamunya agresif. Kamu dan amarah kamu bisa ngelukain fisik Dira lebih dari kemarin, Ar. Bukan lagi hati. Kamu mau tahu salah satu hal kenapa Dira nolak kamu. Mungkin ini karena Dira merasa nggak pernah kamu hargai."

Arkan masih diam mendengarkan nasihat Sifa. Entah kenapa setiap kata yang Sifa keluarkan membuatnya tenang dan ingin diam mendengarkan.

"Di saat kamu bebas pacaran sama siapa aja, Dira cuma boleh sama kamu. Di saat Dira dekat sama cowok lain, kamu marah besar sama Dira. Melindungi dan menyayngi itu wajar. Tapi nggak dengan membatasi semua hal. Dira nggak ngelawan kamu karena dia sayang sama kamu. Dira rela setia sama kamu walaupun cuma dianggap sahabat karena dia cinta sama kamu.

Coba kamu pikir seberapa banyak Dira berjuang buat kamu? Sebarapa tulus Dira menjaga kesetian sama kamu sampai saat ini? Dia nggak ninggalin kamu. Justru kamu yang ninggalin dia dengan pacar-pacar kamu itu. Kamu seringkali menyia-nyiakan dia, Ar. Kamu cuma selalu bilang sayang, terus memeluk, tapi kamu nggak benar-benar menjaga hatinya. Dira merasa nggak pernah kamu hargai hatinya. Itu nggak adil buat dia," jelas Sifa.

Sekarang giliran Sifa menyentuh pundak Arkan.

"Sekarang gini aja. Aku bakal atur pertemuan kalian dengan alasan aku mau ketemu Dira di suatu tempat, tapi ternyata kamu yang ada di sana. Ada syaratnya, kamu mesti belajar sabar. Aku pantau kamu dari jauh. Kamu harus minta maaf ke Dira dan selesaikan urusan hati kalian baik-baik dengan kepala dingin. Jangan bentak Dira, jangan keras sama Dira."

"Makasih udah selalu jadi mediasi yang ngebuat aku bisa lebih ngerti gimana harus ngadepin Dira, Sif. Kamu terbaik. Aku merasa beruntung Dira ngenalin aku ke kamu."

"Ya udah, nih sekarang aku chat dia ketemuan di lembah kampus aja ya. Kamu tunggu di tempat yang kiranya Dira nggak bisa lihat kamu. Setelah kamu lihat Dira datang, baru deh kamu samperin dia. Tapi inget pesan aku tadi! Kontrol emosi. Awas kamu Ar kalau ngelanggar janji, aku datang!"

"Iya janji," jawab Arkan sambil mengacungkan jari kelingkingnya kepada Sifa yang dibalas dengan melingkarkan jari kelingkingnya ke kelingking Arkan.

...

Dira mengecek jam tangan. Padahal ia telat sepuluh menit, tapi rupanya Sifa belum sampai. Lalu Dira duduk di sembarang tempat yang terlihat bersih untuk menunggu sahabatnya itu. Arkan dari belakang Dira berjalan mendekat, lalu duduk di sampingnya. Dira terkejut dan merasa dijebak dengan Sifa.

Merayakan Cinta ✔ [NEW]Where stories live. Discover now