26. Cemburu

36 9 3
                                    

Jangan lupa VOTE / Komen YA! :)

----------------------------------------------

Musuh orang jatuh cinta adalah cemburu

Jika sudah begitu, semuanya menjadi serasa tidak seru


D

Dira melambaikan tangan pada Sifa, sementara Arkan memanggil nama Sifa. Setelah di antara mereka saling mencari satu sama lain di parkiran pasar malam akhirnya mereka saling menemukan. Mereka sudah sempat saling berjanji untuk bertemu bertiga di pasar malam. Mereka bertiga memutuskan untuk menyusuri apa saja yang ada di dalam pasar malam ini, lantas berencana untuk mencoba beberapa wahana, permainan, dan makanan.

Permainan pertama yang mereka coba adalah ontang-anting, kora-kora, bianglala, rumah hantu, dan panah-panahan. Pada permainan pertama sampai ketiga, semuanya baik-baik saja. Ketiganya sama-sama menikmati dan tidak ada yang mual atau pusing. Sampai di permainan rumah hantu baru ketahuan kalau Sifa penakut. Sifa tak lepas menggendoli lengan Dira, berteriak berkali-kali karena kaget, dan jadi latah karena parno. Arkan dan Dira tentu menertawainya. Yang ditertawakan tidak merasa sakit hati, biasa saja, karena Sifa tahu itu cuma permainan dan bercandaan.

Sampai di permainan terakhir, yaitu panah-panahan, Dira dan Sifa kalah. Aturan main untuk 5 kali panah, jika tidak berhasil tepat di tengah, berarti tidak bisa mendapat hadiah. Sementara Arkan berhasil memanah tepat di tengah di kesempatan terakhir. Oleh karena itu dia mendapatkan satu pilihan hadiah. Ada boneka, kalung, dan gelang. Arkan memilih kalung perak dengan bandul hati yang kemudian diberikan pada Dira. Arkan memasangkan kalung tersebut ke leher Dira. Sifa yang melihat itu hanya mengulum senyum turut bahagia.

Dira tersenyum manis setelahnya dan mengucap terima kasih. Debar dalam dadanya tak bisa lagi ia tahan. Bermekaran sudah hatinya karena Arkan. Pipinya merona malu, tapi bahagia. Saat Arkan memesan tiga gulali kepada penjual, Sifa menyikut siku Dira, menggoda, lalu berbisik.

"Ciee... seneng banget nih pasti. Sampai rumah nggak bisa tidur, ciee..."

"Diem ih! Nanti orangnya denger."

Sifa tertawa geli melihat Dira yang tengah kasmaran.

"Aduh, irinya aku nggak dapat apa-apa," Sifa masih menggoda Dira agar semakin salah tingkah.

Dira mencubit lengan Sifa karena mengusiknya. Setelah gulalinya jadi, mereka membeli beberapa sosis, nugget, otak-otak, dan sejenisnya. Setelah semua itu sudah digoreng dan diberi saos, mereka bertiga mencari tempat untuk duduk dan memakannya bersama sembari berbincang dan beristirahat. Mereka bertiga sempat berfoto bersama bertiga, kemudian Dira dengan Arkan berdua, Sifa dengan Arkan berdua, dan Dira dengan Sifa berdua. Sifa dan Arkan sudah dengan mudah menyesuaikan diri dan akrab karena pertemuan-pertemuannya di waktu yang lalu. Itu tidak menjadi masalah buat Dira, karena ia juga tahu dari Sifa kalau mereka pernah bertemu berdua.

Dira memposting foto dirinya dengan Sifa dan Arkan, juga foto dirinya dengan Arkan di sosial media Instagram. Caption yang Dira tulis adalah 'Semoga selamanya bisa bersama' ditambah dengan emotikon hati berwarna merah dan senyum manis. Ketakutan Sifa perkara rumah hantu tadi masih menjadi bahan candaan Arkan dan Dira sampai saat mereka berbincang.

...

Di tempat yang sama, Dava menyadari bahwa Dira ada tak jauh darinya setelah melihat foto postingan Dira bersama Arkan dan Sifa di Instagram. Dava mengedarkan pandangan di tempatnya duduk bersama teman-teman kampusnya empat orang, yaitu Panji, Ipung, Anin, dan Gea. Dava tidak menghiraukan keramaian mereka yang saling berbincang. Pikirannya hanya disibukkan dengan isi caption yang Dira tuliskan.

Entah mengapa dalam dadanya terbersit rasa cemburu setelah membaca caption Dira. Hingga dirinya bertanya-tanya apakah yang dia rasakan dengan Dira selama ini hanya akan jadi bayang-bayang sementara dalam hidupnya. Dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Dava mengakui bahwa dirinya mulai suka dengan Dira. Tapi, ia terpukul dengan kenyataan bahwa Dira mempunyai pujaan hati yang dekat dalam kehidupannya, sehingga begitu mungkin Dira akan meraihnya.

"Woy!" Ipung menepuk pundak Dava yang membuat lelaki itu terkejut dan langsung mengunci ponselnya agar Ipung tidak melihat apa yang Dava lihat. "Ngapain sih lu diem-diem bae? Asik-asikan lah cuy. Kita ke sini buat seneng-seneng keles. Lemes amat lu dah kayak lari keliling lapangan 12 kali. Kenapa?" ucap Ipung yang mengajak Dava untuk berbaur.

"Nggak ada apa-apa. Capek aja. Pingin balik. Ngantuk gue," jawab Dava beralasan dan pura-pura menguap.

"Are you ok, Dav?" tanya Anin tak yakin.

"Ya, fine," jawab Dava sekenanya. "Gue mau balik aja Nin, Gue capek."

"Loh, gue pulang bareng lo ya Dav?" rajuk Anin.

"Lo sama Panji aja. Gue bener-bener nggak pingin mampir-mampir. Udah capek banget. Bye semuanya!"

"Yaahh... nggak seru lo Dav! Alasan lo juga aneh," komentar Ipung.

Dava tidak menghiraukannya dan berlalu pergi. Sepulangnya Dira ke rumah, Sifa benar, dirinya tidak dapat tidur. Kesenangannya lebih besar malam ini ketimbang rasa kantuknya. Semalaman hatinya berbunga-bunga terbayang saat tadi Arkan memberikan dan memasang kalung berbentuk hati untuknya. Bahkan Dira pegang-pegang terus kalungnya dan sesekali ia lihat.

--------------------------------

Jangan lupa VOTE / Komen YA! :)

Merayakan Cinta ✔ [NEW]Where stories live. Discover now