21. Kehilangan

32 10 3
                                    

Jangan Lupa VOTE / Komen YA! :)

-----------------------------------------------

Kehilangan menjadi bagian paling pahit di dunia

Apalagi jika orang itu berarti dalam hidup kita


Dari seluruh rasa seperti senang, sayang, marah, kecewa yang biasanya Arkan rasakan pada Dira, baru perasaan kehilangan sekarang ini yang ia rasa begitu menyakitkan. Keputusan sikap Dira saat menamparnya lalu menjauh darinya membuat Arkan benar-benar merasa kehilangan. Ia berusaha menghubungi Dira, tapi selalu di reject. Juga berusaha untuk mengirim pesan WhatsApp, tapi diblokir, bahkan mendatangi rumahnya pun Dira selalu menghindar.

Hal itu mempengaruhi aktivitas sehari-harinya. Membuat Arkan merasa sendirian dan sering galau, bahkan menangis diam-diam. Tak pernah ia rasakan perasaan kehilangan sedalam ini. Apa benar kata Sifa bahwa sebenarnya Arkan memiliki perasaan cinta untuk Dira? Arkan yang bingung dengan perasaannya mulai bertanya-tanya kepada hati kecilnya. Satu-satunya tempat curhat yang bisa Arkan percaya adalah dengan menghubungi Sifa.

Kamis malam, ponsel Sifa berdering. Terdapat nama Arkan di layar ponselnya. Sifa bertanya-tanya untuk apa Arkan menelponnya di saat Dira mengajaknya nonton film di bioskop. Itu yang Sifa tahu. Diangkatlah oleh Sifa telepon dari Arkan.

"Halo Ar, gimana? Kenapa telepon?" tanya Sifa langsung ke inti.

"Aku membuat kesalahan besar Sif," jawab Arkan, langsung ke inti.

"Hah?!" kaget Sifa. "Maksudnya?"

"Kamu di mana?"

"Ya, di rumah."

"Ketemuan bisa?"

"Loh, bukannya kamu lagi sama Dira malam ini?"

"Sama Dira apaan?" Arkan terkejut dengan pernyataan Sifa. "Orang aku hubungin dia aja nggak pernah bisa."

"Loh, terus yang nonton di bioskop sama Dira siapa? Katanya mau ngajak kamu."

Suasana hening seketika saat Sifa mengatakan demikian. Pikiran Arkan langsung tertuju pada Dava.

"Dava kalik," jawab Arkan pasrah.

"Kok kamu kenal Dava?" tanya Sifa, pura-pura tidak tahu.

"Ribet jelasin di telepon. Jadi boleh nggak nih aku ketemu kamu, malam ini aku jemput."

"Oke. Aku siap-siap."

Arkan langsung mematikan telepon dan bersiap-siap menuju rumah Sifa untuk diajaknya menuju taman kota. Dia benar-benar butuh teman untuk bicara. Arkan bisa gila lama-lama diabaikan oleh Dira tanpa penjelasan seperti ini.

...

Langkah kaki Arkan teriring bersama langkah kaki Sifa. Arkan tidak pernah menyangka bahwa Sifa akan menjadi penolong dalam menghadapi setiap masalah setelah Dira. Kalau tidak ada Sifa, mungkin Arkan bisa benar-benar kehilangan semangat hidup karena kehilangan Dira. Arkan menjelaskan pertemuannya dengan Dava kepada Sifa hingga membuat perempuan itu mengerti mengapa Arkan bisa mengenali nama Dava.

"Akhir-akhir ini emang sih Dira kayaknya lagi deket banget sama Dava. Omong-omong soal kesalahan besar yang kamu maksud apa Ar?" tanya Sifa.

"Ya itu soal Dava. Emang Dira nggak cerita sama kamu? Aku yakin dia pasti cerita sih ke kamu."

"Soal... Dira tampar kamu ya?" tanya Sifa hati-hati.

"Nah! Tuh tahu. Ya itu. Semenjak Dira satu tugas kelompok sama Dava, dia jadi nggak pernah ada waktu buat ketemu aku. Padahal biasanya setiap hari Minggu kita pasti ketemu. Emang salah ya kalau aku nggak suka sama Dava gara-gara itu?"

"Bukan nggak sukanya yang salah, tapi caranya Ar. Kamu pakai kekerasan. Kan kamu tahu kalau Dira udah berkali-kali nasihatin kamu untuk nggak lagi pakai kekerasan. Kalau kamu nggak suka ya kamu jujur sama Dira dan buat aja waktu kapan kalian bisa ketemu. Kan beres. Nggak harus setiap hari Minggu kan kalian ketemu. Aku yakin kok, kalau kamu jujur, Dira akan lebih mengerti."

"Aku mau banget minta maaf sama Dira, tapi dia blokir nomorku. Aku telepon juga nggak pernah diangkat. Aku ke rumahnya juga nggak pernah bisa ketemu. Terus aku harus gimana?"

"Besok Minggu aja kamu ke rumah Dira."

"Besok kan dia ada janji sama Dava."

"Tapi aku yakin kalau besok dia nggak akan bisa menghindar. Karena kemungkinan dia bakal buka pintu karena ada Dava. Aku yakin Dava bakal kasih waktu buat kalian kok."

"Kenapa kamu seyakin itu sama Dava?"

"Dava orangnya pengertian Ar. Dia tahu kalau kamu dan Dira ada masalah, dia bakal kasih waktu buat kalian berdua ngomong baik-baik. Percaya sama aku."

"Makasih ya udah nemenin aku cerita dan kasih solusi buat masalah ini."

"Sama-sama... sebenarnya ini masalah simpel Ar, cuma tinggal gimana kamu menghadapinya. Itu yang perlu kamu ubah caranya. Dira bisa aja bilang kamu childish kalau kamu dikit-dikit pakai kekerasan. Kekerasan nggak akan menyelesaikan masalah apa-apa Ar. Sekarang kamu ngerasain kan gimana rasanya kehilangan Dira. Ini bisa jadi pelajaran buat kamu nggak ngelakuin kesalahan yang sama Ar. Tanpa kamu sadari, Dira bisa setegas itu buat ninggalin kamu. Kamu nggak mau kehilangan dia buat yang kedua kali kan."

Arkan termenung, merenungkan nasihat Sifa yang menyejukkan hatinya. Nasihat Sifa benar-benar Arkan dengar dan besok dia akan minta maaf pada Dira sesuai saran Sifa. Kalau Dava benar akan pengertian memberi mereka waktu, Arkan akan berterima kasih padanya.

----------------------

Jangan Lupa VOTE / Komen YA! :)

Merayakan Cinta ✔ [NEW]Where stories live. Discover now