29. Mawar Putih, Dira, dan Lagu

28 9 1
                                    

Jangan lupa VOTE / Komen YA! :)

-----------------------------------------------

Ibu adalah cinta pertama seorang anak laki-laki

Cintailah Ibumu dulu sebelum kamu mencintai perempuan lain

Dava memasuki pintu masuk RSJU Cempaka Mulya untuk terus berjalan menuju bangsal di mana mamanya dirawat inap sembari membawa sebuket bunga mawar putih. Bunga yang begitu mamanya sukai karena mengandung filosofi ketulusan dan kedamaian. Bunga yang selalu mamanya letakkan di ruang tengah dan setiap mawarnya mulai layu, pasti mamanya ganti dengan yang baru.

Seorang suster menunjukkan pada Dava di mana keberadaan mamanya sekarang. Wanita itu tengah berteduh di bawah pohon dengan kursi rodanya dan terdiam mengusap-usap mengamati bunga mawar putih yang telah layu dalam genggamannya. Air mukanya sendu. Dava mendekat, lalu dengan lembut ia memanggil mamanya. Wanita itu hanya diam, tapi saat Dava mengganti bunga layu di genggaman mamanya dengan bunga yang baru, mama Dava tersenyum hangat.

"Selamat siang Ma, Dava kangen," ucap Dava yang kemudian mengusap lembut kedua punggung tangan mamanya yang menggenggam buket bunga mawar putih. "Ma, Mama lekas sembuh ya. Dava kangen Mama di rumah terus. Pingin selalu lihat senyum Mama, suara Mama, pelukan Mama. Mama cepat membaik ya. Dava selalu kangen sama Mama."

Mamanya tak menjawab, tapi ia mendengar apa yang Dava katakan. Dava menahan dua aliran sungai kecil di ujung pelupuk matanya. Dava mencoba tersenyum untuk mamanya meski pilu melihat mamanya yang masih tidak mau menjawab omongan Dava. Tiba-tiba Dava teringat untuk menceritakan Dira. Perempuan yang akhir-akhir ini selalu mengisi penuh ruang hatinya.

"Ma, Dava kenal perempuan yang begitu baik. Namanya Dira. Dia beda. Dava selalu merasa aman dan nyaman Ma di dekatnya. Mama mau kenal nggak? Kapan-kapan Dava ajak ke sini deh. Dira satu-satunya perempuan yang nggak menghakimi kondisi Dava, Ma. Dia selalu ngerti dan ngedengerin keluh kesah Dava. Dia juga bisa menjaga rahasia-rahasia Dava yang paling dalam."

Mendengar itu, mama Dava menatap anak bungsunya itu dalam diam. Dava cukup terkejut dengan respon mamanya. Dava tersenyum hangat.

"Mama harus kenal Dira. Dava bakal kenalin. Mama pasti suka juga. Dia spesial Ma buat Dava."

Mamanya tak merespon senyuman atau apapun. Air mukanya datar, tapi matanya masih menatap mata Dava begitu dalam. Seperti menjawab bahwa mamanya ingin tahu perempuan mana yang mampu menyentuh hati anak lelakinya yang sulit jatuh cinta itu. Seketika ponsel Dava bergetar tanpa henti, menandakan sepertinya seseorang meneleponnya. Setelah dilihat, rupanya telepon dari pekerja asisten rumah tangganya.

"Ma, Dava nggak bisa lama-lama hari ini. Dava ada janji sama Dira buat ngerjain tugas bareng. Tapi Dava janji kok kalau Dava bakal jenguk Mama lagi besok!"

Dava mengacungkan jari kelingkingnya yang kemudian ditautkan dengan jari kelingking mamanya yang diam. Lalu Dava melambaikan tangan untuk mamanya dan pergi meninggalkan mamanya. Mama Dava melihat mawar putih yang Dava beri, kemudian beralih menatap punggung Dava yang sudah pergi jauh di sana. Hanya mama Dava seorang yang tahu apa isi pikirannya.

...

Dira celingukan mencari bel rumah Dava yang akhirnya berhasil dia temukan. Satu kali ia tekan sambil mengucap salam, tak berapa lama seorang perempuan paruh baya dengan dress batik dan rambut cepolnya membuka pintu rumah Dava. Terlihat seperti pengurus rumah tangga di rumah Dava.

"Walaikumsalam, cari siapa Neng?"

"Cari Dava, Mbak. Hari ini saya rencana ngerjain tugas bareng di sini."

Merayakan Cinta ✔ [NEW]Where stories live. Discover now