#0

4.2K 201 7
                                    

Menjadi pahlawan perang terhebat, sudah biasa.
Memiliki istri yang cantik, hal biasa.
Memiliki banyak fans, jadi biasa.
Memiliki berbagai dukungan dan mendapat banyak kasih sayang dari dalam dan luar, sudah tak ada rasa.

Naruto Uzumaki~

"..."

"Aku tidak ingin menjadi ninja"

Apa yang terjadi pada Naruto yang ini?

*****

Selamat membaca~

Naruto, seorang anak terlantar yang ditanggung Hokage Ketiga. Hiruzen Sarutobi.

Setelah dipukuli warga desa dan pingsan, seorang anbu Hokage datang dan membawa anak itu pergi.

"Naruto? Bagaimana kabarmu?"

"H-hiruzen jiji?",panggil Naruto setelah tersadar.

"Aw!",aduh Naruto saat berusaha duduk di tempat tidur medisnya.

"Hahh.. syukurlah tidak ada hal yang buruk terjadi",ucap Hiruzen setelah melihat Naruto mengadu kesakitan dan menatapnya.

"..."

"Apa yang terjadi padamu? Mengapa kau dikejar warga desa lagi?"

"Jiji?"

"Hm?"

"Tidak apa-apa",balas Naruto sembari tersenyum lebar.

"..."

"Apa?",tanya balik Hiruzen bingung.

"Tidak apa-apa",ulang Naruto lagi.

"...?"

Hiruzen pun tanpa sadar memberikan tatapan tidak koneknya pada Naruto.

"Hehe",kekeh Naruto setelahnya.

"Jiji, aku.."

"Jiji tahu, Jiji akan mendaftarkanmu-"

"Tidak, Jiji! Aku ingin.. hm... pergi jalan-jalan sekaliii saja dengan Jiji"

'Ha?',gumam Hiruzen terkejut dalam hati.

"..."

Naruto dan Hiruzen saling menatap, tapi tidak terlihat ada yang salah dari Naruto.

"Jiji?"

"Baiklah"

"Benarkah?"

Hiruzen pun mengangguk dan terlihatlah ekspresi wajah Naruto yang sangat senang.

"Ayo! Sekarang-"

"...?!"

Hiruzen sontak terkejut dan langsung menyela perkataan Naruto,"kau ingin pergi sekarang?"

Naruto langsung mengangguk, Hiruzen pun segera membantah,"tidak boleh! Kau baru saja diganggu oleh warga, jika kau keluar sekarang..."

"Tidak boleh? Mengapa? Bukankah ada Jiji yang hebat?",tanya Naruto menatap Hiruzen tak percaya.

"..."

"Dengar. Jiji sudah mendaftarkanmu di akademi, jadi-"

"Huph!"

Naruto segera melotot dan langsung buru-buru menutup mulut Hiruzen dengan kedua tangannya.

"Jiji~ haruskah aku pergi ke sana?"

"Kenapa? Bukankah ini adalah impianmu? Mendapatkan pengakuan dari warga desa?"

Naruto segera menggeleng,"setelah dikejar dan dipukuli warga desa, aku menyadari sesuatu."

"Sesuatu?",tanya Hiruzen langsung mengernyit.

Naruto pun mengangguk dan segera berucap,"apakah harus menjadi ninja terhebat untuk mendapatkan pengakuan? Bukankah disini ada Jiji yang selalu ada untukku?"

"..."

Hiruzen hanya mendengarkan sembari berpikir tetap tidak mengerti maksud Naruto.

"Aku bertanya-tanya.. Jiji adalah satu-satunya orang sekaligus wali yang selama ini peduli dan mau berbicara denganku. Bagaimana mungkin aku mengharapkan sesuatu yang berlebih jika disini sudah ada seseorang yang sejak awal sudah memberikan pengakuannya pada anak sepertiku"

"..."

"Jadi, Jiji.. daripada mendaftarkanku ke akademi, bagaimana jika Jiji mengangkatku sebagai cucu?",ucap Naruto berniat menyampaikan keinginannya yang telah berubah setelah terdiam sesaat untuk melihat reaksi Hiruzen.

"Kau yakin?",tanya Hiruzen tak percaya.

Ia tak menyangka jika Naruto akan berubah pikiran dan menyerah begitu cepat.

"Jiji, ini adalah satu-satunya keinginanku sekarang. Bisakah Jiji mewujudkannya?"

"Tapi tanpa perlu kau lakukan itu, kau akan tetap bersama Jiji"

"Aku tahu",balas Naruto lesu, kemudian berkata lagi,"jika Jiji menolak..." dengan ekspresi yang tak kalah lesunya.

"...? Baiklah, tapi bagaimana jika kau tetap pergi ke akademi?"

Tapi Naruto langsung menggeleng dengan tawaran yang diberikan Hiruzen.

Dan, tak seorang pun yang tahu apa yang terjadi pada sosok Naruto.

Begitulah permulaannya...
































Selasa, 20 Juli 2021
8:23

Naruto's Life ChoiceWhere stories live. Discover now