#8

1.7K 171 6
                                    

"Namamu Hinata, kan? Bukankah kau tidak diizinkan berbicara denganku?",tanya Naruto kemudian dengan cepat.

"Huh?",gumam gadis bernama Hinata itu terkejut.

'N-naruto-kun tahu? Dia tidak sakit hati, kan?',pikir Hinata takut.

"T-tapi aku ingin berteman denganmu. A-aku sangat senang melihatmu berusaha dan bekerja keras"

'EEEEEEEEHHHHHH? APA YANG BARU SAJA KUUCAPKAN?',teriak Hinata histeris dalam hati kemudian, dia telah berbicara sembarangan tanpa sadar.

"Hm.. begitu, ternyata kau senang",balas Naruto menggumam hingga sampai di telinga Hinata.

"A-apa Na-naruto-kun merasa tidak suka? A-aku menyebalkan ya..?",tanya Hinata mendadak lesu.

"Tidak, tidak! Aku hanya terkejut ada seseorang yang masih memperhatikanku setelah diperingati agar tidak berteman dan berbicara denganku",bantah Naruto lantas menjelaskan dengan perasaan gelisah.

"..."

Hinata mematung, ia bingung dan pusing apakah dirinya salah berucap tadi.

"K-kalau begitu, Na-naruto-kun, sampai nanti!",ucap Hinata pelan tapi masih bisa tersampaikan pada Naruto, kemudian setelahnya ia mundur beberapa langkah, berbalik, dan berlari pergi hingga terbirit-birit.

"Wah, dia berlari sangat cepat!",ucap Naruto berkomentar terkejut setelahnya.

"..."

'Padahal tadi itu sudah cukup menyenangkan. Dia sangat lucu!',pikir Naruto hampir terkekeh geli.

*****

Naruto melihat ke atas, sebuah pipa gantung panjang di atasnya, ia biasa duduk disana untuk menenangkan diri dari ejekan dan kejaran warga desa. Saat ia merasa terpuruk.

'Aku sudah tidak pernah kesini lagi, ini sekarang akan menjadi masa lalu. Aku.. merasa tidak pantas berada disini lagi',pikir Naruto merasa hatinya kosong.

Naruto pun berbalik dan berjalan pergi, dia sekarang memiliki pilihan yang jauh berbeda dibanding saat-saat dirinya berusaha mendapatkan perhatian dari warga desa yang masih tanpa henti mencaci maki dirinya.

Hidup ini ternyata menyedihkan untuknya dan Naruto merasa tidak ingin lagi berada di posisi itu, hanya untuk terus merendahkan dirinya sendiri.

Naruto ingin memutuskan toxic hubungan yang terus menjeratnya selama ini. Pada akhirnya, anak burung pun harus pergi meninggalkan sarangnya.

"..."

"Hn?"

Seorang anak berambut nanas bergumam, ia tidak sengaja lewat dan tanpa sadar melihat seorang pria pirang yang menjadi seorang Jounin di usianya yang sudah sangat muda.

Sebagai seseorang yang berasal dari klan Nara yang terkenal jenius, ia belum bisa melampauinya. Namun, anehnya anak itu sama sekali tidak pernah berbicara pada siapapun selama berada di akademi.

'Anak itu.. mengapa dia ada disini?',batin anak itu heran.

"Ada apa? Apa yang kau lihat Shikamaru?",tanya seorang anak lain yang bertubuh lebih besar.

"Hn? Tidak.."

'Aneh! Mengapa aku merasa ingin mendekatinya ya tadi',pikir anak yang bernama Shikamaru itu heran.

"..."

Setelah Shikamaru berbalik lagi untuk melihat anak itu, ia sudah tidak mendapatinya ada di sana lagi.

'Sepertinya dia sudah pergi',pikir Shikamaru kemudian.

'Sayang sekali!',batin Shikamaru tanpa sadar.

'Eh?',gumam Shikamaru sendiri terkejut dengan apa yang baru saja terlintas di benaknya.

*****

"Hahh..."

Naruto menghela nafas, sekarang ia tidak memiliki tujuan.

Rasa-rasanya ia ingin kabur, haruskah ia melakukan itu? Dia mungkin akan menjadi seorang ninja pelarian jika itu benar-benar terjadi.

Ah! Dia merasa gundah.

"...?"

Naruto sedikit terperangah, rupa-rupanya ada Sasuke yang sejak tadi menatapnya dengan tatapan tajam sementara ia hanya berkedip-kedip ringan karena tidak menyadarinya.

































Sabtu, 24 Juli 2021
21:55

Naruto's Life ChoiceWhere stories live. Discover now