#1

2.9K 192 4
                                    

Naruto pulang ke apartemennya yang lusuh. Senyum ceria yang terus terpampang jelas di wajahnya pun, menghilang.

"..."

"Aku tidak ingin menjadi ninja"

Itulah ucapan yang cocok ketika Naruto bertemu Hiruzen Sarutobi di kilas balik sebelumnya.

Tanpa pergi ke akademi, Naruto tidak akan bertemu dan kenal dengan teman-temannya, baik sang istri Hinata, cinta pertamanya Sakura, sahabat sekaligus seseorang yang Naruto anggap saudara Sasuke, guru sekaligus pria yang Naruto anggap sebagai ayah Iruka, wakil Hokage seseorang yang sudah sangat banyak membantunya Shikamaru, orang ketiga setelah Sasuke kabur dan dianggap sebagai ninja pelarian Sai, dan beberapa orang lainnya yang juga tak kalah bersahabatnya dengan Naruto.

Setelah melangkah masuk ke kamarnya, hal pertama yang Naruto lakukan adalah menyeduh cup ramen kemudian memakannya satu persatu hingga habis tak bersisa.

Lalu, disisi lain di ruang Hokage, ada seorang anbu dan Hokage Ketiga saat ini disana.

Seorang anbu milik Hokage melepas topeng yang menjadi salah satu lambang anbunya.

"Kakashi, bagaimana menurutmu anak yang kau selamatkan itu?"

"Tidak ada yang aneh",balas Kakashi bingung.

"Lalu mengapa dia berubah?"

"..."

Hiruzen pun berbalik dan berucap,"Kakashi, kau adalah anbu yang kusuruh khusus untuk mengawasi anak malang itu, apa kau yakin tidak melewatkan sesuatu?"

"Tidak, Hokage-sama. Anak itu hanya melakukan aktivitas sehari-harinya dan sekaligus menghindar dari kejaran warga desa. Hanya kali ini dia tidak berhasil melarikan diri dan aku sedikit terlambat menyelamatkannya.

"Begitu...",gumam Hiruzen sebelum keheningan panjang terjadi setelah dirinya mendengarkan penjelasan dari salah satu anbu miliknya.

'Anak itu memang terlihat ceria dan agak bodoh seperti biasanya, tapi aku tidak pernah tahu apa yang terjadi di balik wajah ceria yang selalu dia sembunyikan',ucap Hiruzen menyampaikan isi pikirannya sendiri dalam hati.

"..."

*****

Hari masuknya para murid-murid akademi pun dimulai, Hiruzen pun akhirnya memutuskan untuk tetap mendaftarkan Naruto ke akademi meski Naruto sendiri tak pernah benar-benar hadir disana.

"..."

Pembelajaran berlangsung selama beberapa jam, disisi lain, tepatnya di tempat dimana Naruto berada. Di atas patung Hokage Keempat saat ini.

"Tou-san, aku bukan pahlawan!"

Kata-kata itu tiba-tiba terlontar begitu saja dari mulut ceri milik Naruto, tanpa menyadari seseorang yang sejak tadi mengawasi juga ikut mendengarkan.

"..."

"Naruto, itu kau, kan?"

Naruto pun segera menoleh pada langkah kaki yang tiba-tiba terdengar.

"Oh! Kau paman yang selalu mengawasi dan membantuku saat dikeroyok warga, kan?",tanya Naruto segera berdiri lalu menghampiri dengan pandangan ceria dan tatapan berbinar-binar.

"..."

"Apa yang kau lakukan disini?",tanya anbu itu.

"Hn? Aku memang selalu berada disini, paman sendiri mengapa tiba-tiba menyapaku? Padahal paman sebelumnya selalu melihatku dari belakang"

"..."

"Ucapanmu tadi..?"

"Ah! Sudah pasti ya paman mendengarkan. Hm... Paman, itu hanya ucapan dari seorang anak yang tak pernah merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya, jadi jangan terlalu dipikirkan"

"..."

"Haha...",kekeh Naruto kemudian sembari menggaruk kepalanya sendiri.

"Bagaimana jika kau berlatih?"

"Haha.. tapi aku bukan ninja"

"Tapi Hokage-sama tetap mendaftarkanmu ke akademi",balas sang anbu berkomentar secara asal.

"Apa?"

"...",semilir angin tiba-tiba berada di sekitar tempat itu dan meniup lembut rambut pirang Naruto dengan seorang anbu yang ada di depannya.






























Selasa, 20 Juli 2021
9:00

Naruto's Life ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang