#25

691 72 5
                                    

'Tidak salah, tapi itu kesukaanku dulu. Dulu sekali...',pikir Naruto kemudian mengintip ke arah sang ayah.

"Tou-san, aku suka makan ramen saat masih kecil, saat tidak ada yang membuatkanku makanan"

Mendengar itu, Minato menatap Naruto lesu,"gomen.. tou-san telah merebut sosok seorang kaa-san darimu."

"Itu bukan salah tou-san jika kaa-san tidak ingin berpisah dengan tou-san"

"Apa?",Minato tersenyum kaku.

"Aku sudah remaja, sudah tahu apa itu cinta",tegas Naruto menatap Minato intens.

"Haha! Benar juga...",tawa Minato kaku.

'Anakku benar-benar sudah dewasa',puji Minato hanya menanggapi dengan senyuman tipis.

Naruto yang melihat itu dan menyadari apa yang dipikirkan sang ayah,"sebentar lagi aku akan membawa kaa-san kemarin."

"Huh? A-apa? Naruto itu.."

"Melanggar hukum alam?",potong Naruto tidak berniat menjadi brengsek.

"Naruto.. kemampuanmu itu, jika orang biasa melihatnya dan orang yang-"

"Dan aku adalah hukum itu sendiri",balas Naruto tanpa berniat memberikan penjelasan lebih jauh.

"..."

Minato segera menutup mulutnya.

"Tou-san.. aku membawamu kembali dengan lengkap",ucap Naruto dengan lebih halus tiba-tiba, karena sedang berbicara dengan orang tuanya sendiri.

"...?"

"Masih disaat tou-san masih menjadi Hokage dengan kejayaannya"

"Ahh.. memangnya itu bisa dilakukan?"

Minato memberikan tatapan aneh dalam beberapa detik sebelum kembali seperti biasa. Ia tidak bodoh, anaknya itu...

"Kau sudah sangat luar biasa sekarang, tou-san bangga"

"Tou-san, kau adalah ayahku. Ayah yang membuatku ada di dunia seperti sekarang. Aku hidup dengan sehat dan memiliki beberapa kawan sekarang"

"Sepertinya, harapan kaa-sanmu terkabul"

"Harapan tou-san juga"

"...?",Minato kembali menatap Naruto bingung.

"Kau sepertinya tahu banyak hal ya?"

Naruto hanya mengangguk,"aku selalu tahu semuanya" dan tersenyum dengan lebar.

"...aku tidak ingin membuat tou-san terkurung disini ketika tou-san dapat bernafas kembali sepertiku. Apa yang tou-san ingin lakukan ke depannya?"

"..."

Keduanya saling menatap dengan serius.

'Aku sudah sangat jauh lebih tua. Tou-san, hubungan kita dan segalanya. Seratus delapan puluh tahun itu sangat lama. Aku tidak bisa membantah jika aku yang sekarang menganggap tou-san sebagai seorang anak'

"Benar-benar seorang anak"

"Naruto?",panggil Minato.

"Iya tou-san?"

"Tou-san lapar"

"Yap, aku akan mulai memasak sekarang",Naruto langsung bergerak.

"..."

"Seperti apa teman-temanmu?",tanya Minato di tengah kesunyian.

"Yang pertama, mantan gebetanku Sakura. Haruno Sakura, sepertinya dia lebih mirip kaa-san"

'Wah?',batin Minato seketika ngeri.

"Seperti yang tou-san pikirkan. Tapi aku sama sekali tidak ada apa-apanya di depan dia. Bagi dia, hanya Sasuke. Uchiha Sasuke, anak Fugaku dan Mikoto"

"Naruto, kau..?"

"Aku tahu, tou-san. Mereka adalah seseorang yang seharusnya mendapatkan panggilan hormat dariku, tapi aku bahkan tidak mengenal mereka setelah pembantaian Uchiha terjadi"

Minato ngeri. Anaknya itu.

"Lalu Sai, orang baru di tim tujuh kami. Dia sebenarnya terlihat aneh, selalu tersenyum dengan senyuman palsu"

"Palsu?"

"Ya.. nyatanya dia adalah mata-mata dari Ketua dunia bawah Ne, Danzo Shimura"

'Seharusnya dia mati beberapa tahun ke depan, tapi aku malah berhasil membawa Sasuke kemari',lanjut Naruto dalam hati sembari mengangkat wajan kecil untuk menggulung telur.

'Danzo masih sama seperti dulu...',pikir Minato mengingat seberapa ketatnya Danzo yang menganggap Konoha adalah segalanya.

"Shikamaru, seseorang yang sangat jenius di klan Nara"

'Ah.. anak Nara Shikaku',batin Minato seketika tahu seberapa cemerlangnya teman Naruto itu.

"Ada Choji... Lee... Ino, saingan cinta Sakura... Gaara, ninja Suna.."

"Gaara? Suna?"

"Seperti yang tou-san tahu.."

"Temanmu sangat banyak",puji Minato.

"Aku akan memperkenalkan tou-san secara langsung pada mereka. Lalu ada Kakashi-sensei, Iruka-sensei, Kurenai-sensei..."

"Kenalanmu juga banyak. Tou-san tahu kau tidak sepenuhnya sendirian sekarang",ucap Minato memejamkan matanya sejenak, tidak bisa menutupi rasa lega dan rasa bersalah yang sejak kemarin menghantuinya.

"...",Naruto hanya diam dengan penggorengan dan kotak bekalnya.

Minato pun memilih diam karena memang dirinya sedang berfokus ke hal lain.

'Kushina...',batin Minato memanggil sang istri yang seharusnya sudah tiada bersamanya.
































Senin, 25 Oktober 2021
21:11

Naruto's Life ChoiceWhere stories live. Discover now