#23

762 77 4
                                    

Setelah berhasil pergi dari kediaman Hyuga, Naruto terlihat masih bisa berjalan-jalan santai.

"Na-naruto-kun?"

"Hinata",gumam Naruto pelan, ia segera menoleh ke samping pada Hinata yang terlihat masih malu-malu.

"..."

"Ke-kenapa kau datang ke kediaman Hyuga?"

"Oh, sebenarnya tadi aku ingin menemuimu"

"Na-naruto-kun untukku datang?"

Di depan mata Naruto, Hinata tiba-tiba pingsan dengan wajah yang memerah panas.

'Pingsan lagi',ucap Naruto membatin.

"Hanabi kau disitu? Jangan lupa bawa kembali nee-chanmu!",ucap Naruto tiba-tiba dengan ekor matanya.

'Eeeh?!',batin Hanabi kaget.

Sementara Naruto meneruskan langkahnya. Ia tiba-tiba saja dihadang oleh anak-anak dari para penduduk desa.

"Hei pembunuh!"

"..."

Dan Naruto mendapatkan dirinya dicegat oleh segerombolan anak kecil.

"Bukankah kalian seharusnya menjauhi monster sepertiku?"

"Apa?",respon para bocah terkejut.

Naruto hanya mengangguk,"kalian tahu aku sudah membunuh tapi masih berani mendekat."

"Ka-kami tidak takut! Kami berlima dan kau sendiri"

"Lalu menurut kalian, sudah seberapa banyak aku membunuh seorang diri?",tanya balik Naruto malah meladeni.

"..."

Naruto tersenyum puas kemudian,"anak-anak."

*****

"Kau anak Fugaku?",tanya Minato hanya sekedar menebak.

"Itu sudah lama..",balas Sasuke menggumam.

'Karena perintah dari Hokage, dia membantai seluruh klan',pikir Sasuke mengira.

"...? Aku tidak bermaksud membuatmu mengingatnya lagi. Kejadian mengerikan itu-"

"Sudahlah! Sejak awal, aku tidak ada urusan dengan Hokage Keempat"

"..."

'Dia pasti membenciku',pikir Minato.

"Tadaima",salam Naruto langsung memasuki apartemennya.

"Huh?",gumam Naruto pelan, ia kemudian mulai menatap sang ayah dan Sasuke bergantian.

"Ada apa ini? Sasuke?"

"Apa aku tidak bisa tinggal disini?"

"Eh.. kau masih penasaran dengan kemampuanku ya?"

"Kelihatannya juga, aku tidak akan mendapatkan apa-apa disini"

"Oh? Apa kau tidak berniat mengetahui rahasia kebangkitan tou-sanku?",pancing Naruto.

Sasuke langsung melesatkan pandangan serius dari pandangan tak acuh sebelumnya.

"Tidak perlu",balas Sasuke langsung berjalan melewati Naruto.

Naruto sendiri tak bergerak dari tempatnya, pandangannya tertuju pada sang ayah yang saat ini tinggal berdua dengannya disana.

"Tou-san, bagaimana jika kita berbicara lagi besok?"

"Um.. Naruto, darimana kau mendapat kekuatan ini?"

"Aku mendapatkannya secara acak, tou-san. Selanjutnya pun aku berniat membawa kaa-san kembali"

Kedua mata Minato melebar,"apa yang kau korbankan untuk melakukan ini?"

"Jadi tou-san berpikir aku akan mendapatkan efek tertentu dari membawa seseorang yang seharusnya sudah tak ada di dunia lagi?"

Minato hanya membalas dengan tatapan seriusnya,"Naruto-"

"Tou-san dan kaa-san selalu seenaknya sendiri. Kalian tahu? Yang kalian harapkan sangat berbeda dengan apa yang terjadi pada kenyataannya"

"Huh? Apa maksudmu?"

"Tanpa kalian, hidupku bagaikan di kegelapan. Jangankan bahagia, aku merasa selalu menderita!"

Kali ini Naruto nampak menunjukkan sosoknya yang begitu emosional.

"..."

"Siapa Hokage saat ini?"

"Tsunade, baa-san"

"Apa?!"

Naruto hanya memberikan lirikannya pada sang ayah,"sudah sangat lama waktu berlalu sejak kepergian tou-san dan kaa-san. Aku tahu jika melakukan ini, akan menimbulkan kehebohan."

'Lalu.. apakah itu berarti Madara masih hidup?',pikir Minato langsung serius.

"Tou-san, aku telah membangkitkanmu jadi secara tidak langsung aku juga bisa membawa pikiran tou-san. Tidak ada Madara, Tobi atau Obitolah yang tou-san maksud"

"Obito?",gumam Minato membeku.

"Saat ini memang belum ketahuan, tapi tou-san tidak perlu khawatir, aku yang tou-san lihat bisa mengalahkannya sampai akhir zaman"

"???"

Minato kehabisan kata-kata dengan ucapan yang terlontar dari bibir sang anak.

'Apa yang sebenarnya telah kau hadapi selama ini nak?',pikir Minato terlihat sedih. Itulah arti dari tatapan Minato yang saat ini Naruto tangkap.

"Tou-san, kau masih ada hari esok. Aku akan menjelaskannya nanti",ucap Naruto melembut.

'Sayang sekali aku melewatkan kesempatan ini. Walaupun aku memiliki kekuatan ini di tempat asliku, itu tidak berguna jika disana hanya tersisa kehancuran dunia?!'

Apapun itu, tidak peduli berapa ratus tahun waktu berlalu. Naruto tetaplah menyayangi satu-satunya ayahnya itu.




























Selasa, 28 September 2021
20:08

Naruto's Life ChoiceOnde histórias criam vida. Descubra agora