chapter 3

1K 110 5
                                    

3. Arkan dan Gama

.
.
.
.
.
.

Agel, Jevan dan Savier menatap intens kedua anggota baru di kelompok mereka. Saat Agam keluar dari ruang BK, bel istirahat langsung berbunyi. Jadi dia segera pergi ke kantin karena dia yakin ketiga sahabatnya itu tidak pernah menunda soal makanan.

Dan benar saja, saat sudah sampai di kantin dia bisa menemukan mereka sedang duduk sambil menunggu makanannya datang.

"Jadi..... Ngapain mereka disini?" Tanya Savier dengan tatapan menyelidik.

"Duduk," Sahut Gama singkat.

Jevan mengangguk membenarkan.

"Iya, dia memang lagi duduk," Ujarnya.

Savier dan Agel menatap kearah Jevan dengan kesal.

"Diem cil!" Sentak mereka berdua.

Jevan langsung kicep karena teriakan mereka berdua.

"Panjang ceritanya," Jawab Arkan.

"Yaudah pendekin aja kaya cerpen," Sahut Agel.

"Jadi gini-"

"Gak cukup, lanjut part 2," Potong Savier saat Arkan baru akan memulai ceritanya.

"Lo mau diceritain gak sih?!" Ujar Arkan gereget dengan teman-teman Agam ini.

Dia sampai heran, apa Agam gak darah tinggi karena berteman dengan mereka? Dia aja belum ada 20 menit bareng mereka udah istighfar terus dalam hati.

"Gak usah deh, males juga gue dengernya," Ujar Agel sambil menambahkan sambal, kecap dan cuka kedalam mangkuk baksonya.

Wajah Arkan memerah menahan amarah. Namun dengan segera dia bersabar dalam hati.

Agam hanya menggeleng melihat kelakuan temannya itu. Dia jadi kasihan terhadap Arkan dan Gama yang harus bergabung bersama mereka selama 1 Minggu.

Tatapan Agam beralih kearah Jevan yang sedari tadi diam. Dia lalu menjewer telinga Jevan yang sedang menyimak orang-orang gibah di meja sebelah.

"Kebiasaan," Dumelnya.

Jevan langsung merenggut kesal.

"Agam mah gak seru ah. Padahal mereka lagi cerita masalah perselingkuhan kepala sekolah," Kesal Jevan sambil meremas-remas tisu yang berada diatas meja.

"Gausah kebanyakan dengerin gosip. Makan," Suruh Agam sambil menyodorkan mangkuk bakso milik Jevan.

Dengan nurut Jevan segera memakan bakso miliknya itu. Gama dan Arkan yang sedari tadi nyimak langsung saling pandang.

'Pantes Agam keukeuh gak mau ninggalin mereka. Yang ada mereka makin sesat kalau ditinggal Agam.' begitulah kurang lebih isi pikiran mereka berdua.

"Lo gak mesen gam? Lo berdua juga gak mesen?" Tanya Savier setelah selesai menghabiskan satu porsi bakso.

Agam menggeleng, "kenyang," Jawabnya.

Savier mengangguk mendengar jawaban Agam. Entah kenyang makan apa sahabatnya itu.

"Lo berdua?" Tanya Savier pada Arkan dan Gama.

Meskipun dia sedikit gak nyaman dengan kehadiran mereka berdua, tapi Savier mencoba untuk menerima mereka. Jika Agam yang bertingkah, sudah pasti ada sesuatu dibaliknya. Jadi Savier tidak ingin merusak rencana Agam.

Mereka berdua dengan kompak menggeleng.

"Eh eh eh gaes, pohon mangga dibelakang sekolah lagi berbuah loh," Celetuk Agel tiba-tiba.

JASA [TAMAT]Where stories live. Discover now