chapter 14

777 90 4
                                    

14. Gewees Agel

.
.
.
.
.
.

Kedua mata Agel mengerjap dengan pelan. Pria itu mencoba menyesuaikan cahaya yang menerobos masuk kedalam pandangannya.

"Agel? Agel udah sadar? Masih inget sama babeh?" Tanya Farel ketika sang anak sudah sadar.

Agel menoleh kearah Farel yang sedang menatapnya dengan khawatir. Senyum kecil terbit begitu saja di bibir Agel.

"Anda siapa? Babeh Agel ganteng, gak buluk kaya anda." Balas Agel dengan suara seraknya.

"Sembarangan kamu! Gini-gini juga kamu bisa hadir karena bantuan babeh." Omel Farel sambil menyentil telinga Agel. Kebiasaan Farel kalau Agel lagi bikin dia gedeg.

"Gimana? Kamu gak insomnia kan?" Tanya Farel lagi.

"Amnesia beh, insomnia mah kekurangan darah. Nah kalau si Agel mah kekurangan akhlak." Serobot Savier yang sedari tadi menyimak drama ayah dan anak itu.

Farel mengangguk menyetujui, "Iya juga, anak gue mah akhlaknya masih minim."

Agel memutar matanya malas. Babehnya ini selalu sukses bikin dia darah tinggi.

"Gel, mau minum?" Tanya Farel tiba-tiba. "Di pilem pilem biasanya kalau orang baru sadar suka minta minum." Lanjutnya.

"Agel kan pingsan beneran beh, bukan lagi syuting." Jelas Agel sabar.

Akhirnya Agel sadar bagaimana kesalnya orang-orang setiap berurusan dengannya.

"Ada yang sakit?" Tanya Agam akhirnya. Kasihan juga melihat Agel langsung emosi pas baru sadar.

Agel mengalihkan pandangannya kepada ketiga teman seperjuangannya. Dia bisa melihat Agam dan Savier sedang menatap kearahnya dan Jevan yang masih terlelap di pundak Agam sambil memeluk kotak hadiahnya.

"Gak ada kok." Jawabnya. "Si bocil tumbenan molor?" Tanya Agel saat melihat Jevan.

"Dia dari tadi nangisin Lo. Dia ngerasa bersalah udah ngejer Lo dan buat Lo jatoh dari tangga." Jelas Savier.

Agel terdiam melihat Jevan. Dia merasa bersalah. Karena ulahnya, Jevan jadi menangis seperti itu. Padahal ini salah dirinya sendiri. Ditambah saat melihat kotak hadiah Jevan sedikit penyok akibat terjatuh.

"Jevan gak masalah sama hadiahnya yang sedikit rusak. Justru dia katanya mau ngasih Lo hadiah." Jelas Agam yang peka terhadap tatapan penuh bersalah Agel pada Jevan.

Senyum Farel hadir melihat pertemanan mereka. Farel iri melihat mereka yang begitu peka terhadap Agel dibandingkan dirinya.

"Agel? AGEL HIKS.... MAAFIN JEVAN!" Teriak Jevan yang terbangun dari tidurnya. Anak itu segera berlari setelah menaruh hadiahnya dipangkuan Agam.

Jevan segera berlari kearah Agel dan memeluk pria itu sambil menangis tersedu-sedu. Agel malah tertawa melihat tingkah Jevan yang seperti anak kecil.

"Bocil.... Bocil.... Gausah nangis ah, yang salah kan gue kok Lo yang mewek. Harusnya gue yang minta maaf gegara udah ngerusak hadiah Lo." Ujar Agel sambil mengelus-elus punggung Jevan.

JASA [TAMAT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant