chapter 23

704 82 5
                                    

23. Oli

.
.
.
.
.
.

Agel berkali-kali menutup kedua matanya saat sosok hantu valak tiba-tiba memenuhi layar televisi. Dalam hati dia merutuki sang babeh yang memutar film the Conjuring dengan volume yang sangat besar itu. Agel kan belum mau mati muda, kasian kalau dia meninggal diusia muda hanya karena menonton film horor.

"Babeh, telinga Jevan dari tadi udah berdengung gara-gara suara tipi nya. Bisa dikecilin dikit gak?" Suara Jevan menginterupsi kegiatan menonton mereka.

Diam-diam semua orang mengangguk setuju dengan ucapan Jevan. Bisa tuli mendadak mereka kalau terus-terusan menonton dengan volume sebesar ini.

Farel akhirnya menurut, pria itu mencari letak remote yang tiba-tiba saja menghilang disaat dia butuh. Padahal dari tadi Farel pegang kok, kenapa sekarang malah ilang.

"Remote nya ilang, ada yang liat?" Tanya Farel sambil mengangkat bantal sofa.

Mereka semua menggeleng. Semua lampu memang dimatikan oleh Farel, ditambah volume yang keras membuat mereka tidak begitu memperhatikan remote.

"Nah ini dia!" Seru Farel sambil mengangkat remote nya.

Saat Farel mengarahkan remote itu kearah tv, tidak terjadi apapun. Volume masih besar seperti sebelumnya.

"Kok masih kenceng beh?" Tanya Saga yang ikut bingung.

Farel menggeleng kecil, "gak tau babeh juga, padahal tadi masih bisa." Ujarnya sambil memeriksa bagian belakang remote.

"Loh, pantesan. Baterainya aja ilang satu." Farel menunjukkan kondisi remote yang tutupnya sudah hilang dan hanya tersisa satu baterai saja.

"Kok bisa? Lagian tutup remote tuh jangan suka dimakan beh, jadi berabe kan." Canda Savier walau agak sedikit gedeg.

"Kok nyalahin babeh?! Salahin si ager tuh, dia dari kecil hobi banget ngilangin tutup remote TV." Bantah Farel sambil menunjuk kearah Agel dengan remote nya.

"Iya iya, salah Agel. Agel ambilin baterainya didapur." Pasrah Agel lalu bangkit dari duduknya.

Pria itu berjalan kearah dapur sekalian mau ambil camilan.

Saat sudah sampai dimeja makan, Agel mengerenyit bingung saat mendengar suara geraman kucing. Dia celingak-celinguk mencari keberadaan oli. Tapi kucingnya tidak keliatan sama sekali. Agel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia mengelilingi dapur untuk mencari keberadaan sang kucing. Tapi nihil, Agel tidak menemukannya sama sekali.

"Pus pus, oli dimana kamu? Ikan tongkol sudah menanti loh." Bujuk Agel sambil mencari oli kebawah meja makan.

Miaw

Agel segera berdiri, dia mengedarkan pandangannya ke segala arah.

Miaw

Suaranya kaya deket, tapi kok gak ada?

Miaw

Dengan ragu Agel akhirnya mendongak. Dia terbelalak kaget ketika melihat oli sedang duduk diatas kulkasnya.

"Ya ampun oliiii.... Kucing Agel tersayang!!! Kamu ngapain disituuu??!!" Histeris Agel sambil mengambil kucingnya dengan paksa dari atas kulkas.

Agel membersihkan bulu kucingnya yang ditempeli banyak debu. Agel tak habis pikir, kenapa kucing selalu berdiam diri ditempat yang kotor?

JASA [TAMAT]Where stories live. Discover now