chapter 15

753 89 3
                                    

15. Nia

.
.
.
.
.
.

Setelah kepergian Farel dan Saga, ruang rawat Agel kembali ramai. Mereka sibuk berbincang tentang segala hal. Dari yang sepele sampai gibah. JASA mana mau ngomongin hal serius kalau bukan menyangkut satu sama lain.

BRAK

"Eh ayam." Latah Jevan saat pintu ruang rawat Agel dibuka secara kasar.

Didepan pintu, terpampang lah sosok wanita dengan pakaian rumah sakit. Penampilannya begitu acak-acakan.

Wanita itu berjalan dengan segera kearah Agel yang masih terpaku melihat wanita itu.

"E-emak...."

PLAK

"DASAR ANAK SIALAN!! GAK TAU DIRI! KARENA KAMU KAN ANAK SAYA PERGI?! JAWAB!!" Wanita itu mengamuk sambil mengguncang guncang tubuh Agel dengan kasar.

Agam, Savier, Revan, Gama, Arkan dan Jevan langsung mencoba untuk menghentikan amukan wanita itu.

Jevan dan Savier langsung menenangkan Agel yang terlihat masih syok, sedangkan sisanya mencoba untuk menghentikan amukan wanita itu.

"SAYA MENYESAL KARENA TELAH MELAHIRKAN KAMU!! KAMU TELAH MEMBUNUH ANAK SAYA!! KEMBALIKAN ANAK SAYA!" Wanita itu semakin tak terkendali.

Mereka berempat sampai kewalahan untuk menenangkan amukan wanita itu.

"NIA!! APA-APAAN KAMU!" Marah seorang pria yang baru saja tiba dengan penampilan tak kalah jauh dari Nia.

Ya, orang yang baru saja datang dan mengamuk pada Agel adalah Nia, ibu kandung Agel.

Nia yang menyadari kedatangan sang suami langsung menghempaskan cekalan Agam, dan Revan. Wanita itu segera berlari kearah suaminya.

"Mas.... Dia yang udah bunuh anak kita! Tangkap dia mas! Penjarakan dia!" Ujarnya sambil menarik-narik lengan sang suami.

PLAK

Pandu, langsung menghempaskan tangan Nia. Pria itu tak segan-segan untuk menampar wajah Nia.

"Kamu yang harusnya sadar diri Nia! Anak saya meninggal karena keegoisan kamu! Sudah beberapa kali saya bilang untuk berhenti diet, tapi kamu tidak pernah mendengarkan perkataan saya! SAYA MENYESAL KARENA TELAH MENIKAHI KAMU NIA!" Amuk Pandu.

Mendengar perkataan Pandu, Nia semakin histeris. Saat Nia hendak menghampiri Agel, Pandu segera mencekal lengan Nia.

"CUKUP NIA! Jangan salahkan anak itu! Dia tidak bersalah sama sekali! Sekarang kembali ke kamarmu! SEKARANG NIA!" Nada suara Pandu meninggi saat menyadari jika Nia hendak menolak perintahnya.

Sebelum meninggalkan ruangan Agel, Nia menatap Agel dengan tatapan kebencian yang begitu kentara.

"Awas kamu." Desisnya.

Setelah kepergian Nia, runtuh sudah pertahanan Agel. Pria itu menangis tersedu-sedu sambil mencengkram erat pinggir kasur.

JASA [TAMAT]Where stories live. Discover now